"Love Story" Part 10


Di perjalanan pulang, Jeje tertidur lelap di pundak Rizal sambil mendengarkan musik. Rizal sebenarnya pegal menahan Jeje, tetapi dia menahannya dan tidak tega untuk membangunkannya. Malam pun tiba, mereka sudah sampai di SMA J jam 7 malam. Semua murid MOS di jemput keluarganya masing-masing.

"Zal, lu balik sama siapa?" tanya Niko.

"Gue di jemput" jawab Rizal.

"Eh serius, kalo mau lu bareng gue sama ka Ve, ka Ve bawa mobil" ucap Niko.

"Serius gue dijemput" balas Rizal.

"Oh yaudah deh gue duluan ya" ucap Niko.

"Iya, salam ke ka Ve ya" balas Rizal.

"Iya" ucap Niko yang lalu pergi meninggalkan Rizal sendiri.

"Ni sekolah kaya kuburan aja, udah sepi" ucap Rizal melihat keseliling.

"Et kemana sih ni orang, udah jam tujuh lewat lima belas menit belum dateng juga" tambah Rizal berbicara sendiri.

Tidak lama mobil new honda jazz berwarna putih mendekati Rizal yang berdiri di depan sekolah.

"Nah itu dia" ucap Rizal.

"Tin.. Tin.." terdengar suara klakson mobil itu.

Rizal kemudian masuk ke mobil itu dan duduk di depan.

"Kemana aja sih ka?" tanya Rizal sambil menaruh tasnya ke bagian belakang mobil.

"Maaf, macet tadi di jalan" jawab kakaknya.

"Ya udah deh" ucap Rizal.

Mereka kemudian pergi meninggalkan sekolah. Beberapa menit di perjalanan mereka sampai di rumah.

"Halo mah" ucap Rizal.

"Halo, eh udah pulang" balas ibunya.

"Makan malam dulu yuk" tambah ibunya.

"Iya mah, Rizal ganti baju dulu" ucap Rizal.

Rizal lalu pergi ke kamarnya yang terletak di lantai dua. Dia berganti pakaian, membasuh muka, setelah selesai, Rizal membuka pintu balkon, Rizal berdiri di balkon sambil melihat langit malam. Di meja makan, Ibu dan kakaknya sedang menunggu Rizal untuk makan bersama.

"Ka panggil adik kamu gih" ucap ibunya.

"Iya mah" balas kakaknya.

Rizal di jemput oleh kakaknya untuk diajak makan.

"Dek.. dek.." ucapnya sambil memasuki kamar Rizal.

"Ngapain kamu di balkon?" tanya kakaknya.

"Ka Melody, aku lagi nyari bintang di langit" jawab Rizal sambil melihat ke langit.

"Kakak bisa liat cahaya bintang?" tanya Rizal.

Melody menghampiri Rizal, berdiri di sampingnya dan melihat ke langit.

"Bisa, itu bintangnya banyak" jawab Melody mununjuk bintang di langit malam.

"Aku ga bisa ka" ucap Rizal.

"Dari kamu lahir, mata kamu burem kalo ngeliat di tempat gelap, mangkanya ga bisa liat bintang" balas Melody.

"Aku tau ka" ucap Rizal.

"Nah trus, kok tadi nanya?" tanya Melody heran.

Rizal sedikit tersenyum untuk beberapa detik.

"Tadi siang ka, tadi siang di tempat wisata, aku bisa liat cahaya, cahaya itu mungkin seperti bintang malam ini" jawab Rizal.

"Kakak ga ngerti maksud kamu deh dek" ucap Melody bingung.

"Cahaya itu terang, indah, dan begitu cantik" balas Rizal yang masih melihat ke langit.

"Tunggu, kakak kayanya paham, oh, kamu lagi jatuh cinta, ketemu ceweknya di tempat wisata tadi, siapa dek ceweknya?" tanya Melody penasaran.

"Tapi ka, cahaya itu redup lagi, aku bingung harus ngapain, mangkanya aku berdiri di balkon dan mencari cahaya bintang" jawab Rizal.

"Kakak bingung deh, tapi kalo kakak denger kata-kata kamu, kayaknya kamu galau ya dek" ucap Melody.

"Ga tau" balas Rizal sambil tersenyum.

"Melody, Rizal, ayo turun" teriak ibunya.

"Mamah udah manggil tuh, ayo turun kakak yakin, nanti, kamu pasti bisa dapetin cahaya itu lagi" ucap Melody.

Rizal hanya menganggukan kepalanya.

Melody dan Rizal kemudian turun untuk makan malam.

Minggu tiba. Sinka sudah bersiap-siap untuk pergi di hari minggu.

"Mau kemana dek?" tanya Naomi.

"Mau main ka" jawab Sinka.

"Sama Farel ya? cie yang baru jadian" ucap Naomi.

"Sama yang lainnya juga kok" balas Sinka.

"Permisi...!" ucap suara cowok dari luar rumah.

"Tuh Farel pasti, ya udah ka, aku pergi dulu ya" ucap Sinka yang lalu pergi.

"Hai" sapa Farel.

"Hai" balas Sinka.

"Yuk kita berangkat, yang lain udah pada nungguin" ucap Farel.

Mereka lalu pergi ke rumah Yupi. Beberapa lama, mereka berdua pun sampai.

"Yang baru pacaran mah beda, lama datengnya" ucap Tata.

"Iya ya" sambung Acha.

"Apaan sih kalian, biasa aja" balas Sinka.

Semua sudah pada berkumpul, kegiatan mereka di rumah Yupi hanya makan-makan dan mengobrol biasa.

"Aku mau deh sin, punya pacar" ucap Yupi.

"Ya cari dong" potong Lidya.

"Ih Lidya, masa cewek dulu sih yang nembak, maunya kan kaya Sinka" balas Yupi.

"Siapa sih cowok yang lagi kamu suka?" tanya Viny.

"Paling Bagas" jawab Ikha.

"Ikha jangan kenceng-kenceng ngomongnya" ucap Yupi.

Mereka tertawa melihat Yupi yang mulai panik.

Di halaman. Farel, Yuda, dan Bagas sedang berkumpul.

"Rel" ucap Bagas.

"Hem, apa?" tanya Farel.

"Nembak cewek biar keterima kaya lu gimana ya?" tanya Bagas.

"Hah, lu mau nembak siapa?" tanya Farel penasaran.

"Gue tebak, pasti Yupi ya?" potong Yuda.

"Iya " ucap Bagas.

"Mau tau lu caranya?" tanya Farel.

"Iya" balas Bagas.

Farel langsung berdiri dan menarik tangan Bagas dibantu Yuda yang menarik Farel dari belakang, karena Bagas kalah jumlah dan tenaga, akhirnya dia berhasil dibawa masuk ke rumah Yupi untuk menemui YUpi.

"Yup, Bagas mau ngomong katanya" ucap Farel menarik Bagas.

"Ngomong apa?" tanya Yupi bingung.

"Gas ayo gas ngomong" ucap Yuda.

"Ayo, pasti berhasil" tambah Farel.

Bagas melihat Farel dan Yuda yang berdiri di samping kiri dan kanannya. Dengan mengumpulkan keberanian, Bagas mulai mulai menatap Yupi dan membuat Yupi tersipu malu.

"Yupi, kamu mau ga jadi pacar aku?" tanya Bagas.

"Mau....!" jawab Yupi dengan cepat.

"Hooo.....! cepet banget jawabnya" ucap Acha mendorong pipi Yupi.

"Serius kamu mau?" tanya Bagas.

"Iya serius aku mau" jawab Yupi.

"Nah ada yan jadian lagi, makan-makan nih besok di sekolah" ucap Lidya.

"Kayanya pulang dari tempat wisata langsung pada jadian, tinggal Yuda ni" ucap Viny.

"Eh, gue udah ngincer kakak kelas" balas Yuda.

"Kakak aku lagi?" tanya Sinka.

"Bukan, ada pokoknya, tunggu kabar baiknya dari gue" jawab Yuda.

*To Be Continued* 

Previous
Next Post »
Thanks for your comment