"Love Story" Part 25

"Jangan-jangan kakak sama dia........" ucap Sinka berhenti.

Imel hanya melihat wajah Sinka dan mendengar ucapannya dengan serius.

"Apa ka Imel sama Rizal kakak adik, atau saudara, tapi engga ada kemiripan, ah, mungkin cuma perasaan aku aja" kata Sinka dalam hati.

"Sin, aku sama dia kenapa?" tanya Imel memegang pundak Sinka.

"Eh, engga kok ka, engga jadi" jawab Sinka.

Selang beberapa detik, Farel, Yuda, dan Bagas menghampiri mereka dengan motornya masing-masing.

"Yuk ka naik" ajak Yuda.

Imel mendekati Yuda dan menaiki motornya.

"Eh, kita duluan ya" ucap Yuda.

"Hati-hati" balas semuanya.

Sinka lalu menaiki motor Farel.

"Mau ke mana dulu?" tanya Farel.

"Langsung pulang aja" jawab Sinka lemas.

Farel langsung mengantar Sinka pulang dan disusul oleh teman-temannya yang lain.

"Kita mau ngapain sih ka ke mall?" tanya Rizal.

"Ini bagus ga?" tanya Naomi yang mencoba baju.

"Bagus, kakak mau beli baju?" tanya Rizal melihat-lihat baju wanita.

"Bukan buat aku" jawab Naomi.

"Lah terus?" tanya Rizal heran.

"Coba tebak" jawab Naomi yang masih memilih-milih baju.

"Pasti buat Sinka" tebak Rizal.

Naomi hanya mengangguk pelan.

"Baju buat dia kok kakak yang beli sih?" tanya Rizal semakin bingung.

Naomi tersenyum puas melihat Rizal yang bingung. Baru beberapa detik mencari, Rizal sudah merasa bosan, dia pun duduk sambil melihat Naomi. Naomi kemudian mendekati Rizal dan berdiri di depannya sambil menatapnya.

"Em, kenapa ka?" tanya Rizal lemas.

"Besok tanggal berapa sih?" tanya Naomi.

"Tanggal 4" jawab Rizal lemas.

"4 apa?" tanya Naomi.

"4 Juli" jawab Rizal.

"kenapa emang?" tanya Rizal.

Seketika Rizal berfikir dan menatap Naomi dalam-dalam. Naomi hanya tersenyum melihat ekspresi muka Rizal yang tiba-tiba berubah. Rizal langsung berdiri.

"Apa bener besok? Sinka?" tanya Rizal.

Naomi mengangguk sambil tersenyum.

"Kalo gitu ka, kita ketemu di KFC 15 menit lagi" ucap Rizal yang langsung pergi meninggalkan Naomi.

"Ternyata besok Sinka...." ucap Rizal sambil berlari ke arah salah satu toko.

Sesudah sampai di depan toko aksesoris tersebut, Rizal menghentikan langkahnya.

"Tunggu, kenapa gue harus peduli sama Sinka?" tanya Rizal.

Dengan perlahan Rizal berjalan mundur menjauhi toko itu.

"Gue padahal ga akan peduli" jawab Rizal.

Rizal lalu berhenti mundur kembali.

"Tapi....." ucap Rizal.

"Ah, kenapa sih kalo kaitannya sama Sinka, gue jadi ga punya pendirian gini" tambah Rizal.

Rizal berdiri di depan toko itu selama lima menit.

"Gue ga bisa gini terus" ucap Rizal yang masuk ke toko itu.

Dia lalu mencari aksesoris dengan begitu teliti. Beberapa detik mencari.

"Nah ini dia, pasti dia suka, sama lagi itunya" ucap Rizal.

Setelah menemukan barang yang tepat, Rizal pun membawanya ke kasir untuk dibayar.

"Ini aja mas?" tanya penjaga toko.

"Iya, eh, sekalian bungkusin pake kertas kado" jawab Rizal.

Setelah lima menit membungkus, Rizal membayarnya.

"Berapa semua?" tanya Rizal.

"40rb" jawabnya.

Rizal lalu mengeluarkan uang dari dompetnya. Setelah selesai, dia bergegas menemui Naomi yang sudah menunggunya di KFC.

"Maaf ka telat" ucap Rizal.

"Ya udah ga apa-apa" balas Naomi.

"Ngomong-ngomong abis dari mana?" tanya Naomi.

Rizal menaruh kado di atas meja.

"Oh, iya-iya" ucap Naomi melihat kado itu.

"Ka, aku nitip buat Sinka ya" balas Rizal.

"Kenapa ga kamu yang kasih sendiri?" tanya Naomi.

"Engga deh, ya ka, tolong" jawab Rizal.

"Ya udah iya" ucap Naomi.

"Satu lagi ka, bilang kalo ini dari calon kakak iparnya dia" balas Rizal memberikan kado tersebut.

Naomi tertawa kecil sambil mengambil kado yang di berikan oleh Rizal.

"Mau banget apa jadi kakak iparnya Sinka?" tanya Naomi.

"Ya kalo kakaknya kaya gini sih mau" jawab Rizal sambil tertawa.

Mereka kemudian makan.

Hari beranjak sore. Saat Rizal dan Naomi ingin pulang, mereka tertahan oleh hujan.

"Perasaan lagi musim kemarau, tapi sering hujan kalo sore" ucap Rizal.

"Iya ni" balas Naomi sambil menggosokan kedua telapak tangannya.

Melihat itu, Rizal bergegas melepas sweaternya dan menyelimuti pundak Naomi.

"Pake sweater aku ka" ucap Rizal.

"Tapi kamu......"

"Udah pake aja" ucap Rizal memotong ucapan Naomi.

Naomi langsung memakai sweater milik Rizal. Setelah beberapa menit menunggu, hujan kembali reda.

"Ka, kita pulang sekarang, takut keburu hujan lagi" ucap Rizal.

"Ya udah" balas Naomi.

Mereka berdua pergi ke parkiran motor.

Saat Naomi mau menaiki motor Rizal, dia tertahan oleh suara yang menyebutkan namanya.

"Hei Naomi" sapa seorang cowok yang berdiri tidak jauh dari mereka.

Naomi sedikit kaget saat dia melihat cowok itu.

"Siapa dia ka?" bisik Rizal.

"Kamu tunggu bentar ya, aku mau ke dia dulu" balas Naomi.

Naomi berjalan mendekati cowok itu, mereka berdua berdiri tidak jauh dari Rizal.

"Kamu ngapain sih?" tanya Naomi.

"Loh kenapa? aku cuma mau liat keadaan pacar aku" jawabnya.

"Kita udah putus, dan kita udah ga punya hubungan apa pun lagi" ucap Naomi.

"Kapan?" tanya cowok itu.

"Saat kamu selingkuh di depan mata aku" jawab Naomi.

Beberapa detik menunggu, Rizal melihat gelagat Naomi yang tidak nyaman dengan kehadiran cowok itu, Rizal lalu menghampiri mereka.

"Lepasin aku" ucap Naomi yang tangannya dipegang oleh cowok itu.

"Hei-hei, ada apa ini?" tanya Rizal.

"Ini bukan urusan lu" jawab cowok itu.

"Apa pun yang berhubungan sama Naomi, itu jadi urusan gue" ucap Rizal.

Cowok itu melepas tangan Naomi, setelah terlepas, Naomi lari dan bersembunyi di belakang Rizal.

"Oh, jadi lu cowoknya" ucap cowok itu mendekati Rizal sambil melototinya.

"Yuk kita pulang" ajak Rizal menarik tangan Naomi.

Saat Rizal membelakangi cowok itu dan berjalan, tiba-tiba pundak Rizal di tarik oleh cowok itu dan memukul pipi Rizal. Rizal setengah terjatuh dan berhasil bangkit, kemudia dia membalas pukulan cowok itu, cowok itu kembali memukul Rizal, namun Rizal berhasil menghindar dan kembali memukul wajah dan perut cowok itu beberapa kali hingga dia terjatuh lemas. Saat Rizal berdiri melihat lawannya yang tidak berdaya, tanpa diduga kerah belakang baju Rizal ditarik dari belakang hingga Rizal terjatuh. Dua orang datang membantu cowok itu. Satu menolong temannya yang terjatuh dan satu lagi memukuli wajah Rizal tanpa henti yang saat itu Rizal sudah jatuh terlentang.

"Ari, udah ri" ucap salah seorang temannya.

Melihat Rizal lemas dan mengeluarkan darah dari hidung dan pelipisnya, Naomi mendorong cowok itu yang duduk di atas perut Rizal hingga dia terjatuh  dan sedikit menjauh dari Rizal.

Saat itu parkiran mall sedang sepi, jarang orang yang berlalu lalang di sana.

"Kalian semua pergi.....!" teriak Naomi sambil menangis.

"Ri, pergi ri" ucap temannya.

Mereka bertiga pergi meninggalkan Rizal yang sedang meringis kesakitan. Baju seragam putihnya terkena darah dari hidung Rizal. Naomi panik, dia sekuat tenaga membantu Rizal untuk berdiri dan berjalan mendekati motornya.

"Zal, kamu harus bertahan ya" ucap Naomi panik sambil menangis.

"Kamu tunggu di sini, aku beli obat sama perban dulu" tambah Naomi.

"Udah ga usah, sekarang aku anter kamu pulang" ucap Rizal menarik tangan Naomi yang mau pergi.

Mata Naomi berkaca-kaca melihat Rizal yang sebagian mukanya lebam, Rizal mencoba berdiri sendiri, saat mau jatuh, Naomi menopang tubuh Rizal agar tetap berdiri. Rizal meludah ke pinggir motornya karena darah dari hidungnya yang memasuki mulut. Dengan perlahan Rizal menggunakan helm.

"Akh..." rintih Rizal menahan sakit di pelipisnya karena terkena helm.

"Kamu engga apa-apa?" tanya Naomi panik.

"Engga kok" jawab Rizal pelan.

Dengan sekuat tenaga sambil menahan sakit, Rizal mengendarai motornya dan mengantar Naomi pulang.

Selama diperjalanan, Rizal hanya memacu motornya pelan sambil menjaga fokus pandangannya. Naomi bingung apa yang harus dia lakukan sekarang, dia hanya duduk diam di motor Rizal. Beberapa menit di jalan, mereka sampai di rumah Naomi.

"Zal, masukin ke garasi aja motornya" bisik Naomi.

Rizal tanpa berkomentar dan hanya mengikuti ucapan Naomi. Naomi turun dari motor Rizal, Rizal melepas helmnya dan mencoba berdiri. Saat baru beberapa detik berdiri tegak, dia hampir jatuh lagi kalau saja Naomi tidak sigap menopang tubuh Rizal.

"Akhh.." rintih Rizal.

"Mamah... Sinkaaa...." teriak Naomi.

"Apa sih Naomi teriak-teriak?" tanya ibunya yang keluar rumah.

"Astaga.." ucap Ibunya yang kaget dan langsung berlari mendekati Rizal dan Naomi.

"Mah tolong mah, bantu omi bawa dia masuk" ucap Naomi.

"Iya-iya" balas ibunya.

Mereka berdua membawa Rizal ke ruang keluarga dan bersamaan Sinka yang turun dari lantai dua.

"Siapa itu?" tanya Sinka heran melihat Naomi dan ibunya yang menopang cowok.

Sinka lalu berlari mendekati mereka.

"Rizal..." ucap Sinka kaget.

"Ambilin kotak P3K" ucap ibunya.

Sinka berlari dan kembali membawa kotak itu. Sinka pun berlari lagi mengambil baskom berisikan air hangat dan handuk bersih.

"Ka, kok bisa gini sih?" tanya Sinka yang mulai meneteskan air mata.

"Nanti kakak ceritain" jawab Naomi.

Rizal kembali mendapatkan kesadarannya. Naomi mulai membersihkan luka Rizal dengan handuk yang sudah di basahi oleh air hangat.

"Seragam kamu lepas dulu" ucap Sinka melihat Rizal dengan matanya berkaca-kaca.

Rizal perlahan membuka seragamnya.

"Aww.." rintih Rizal.

"Maaf-maaf" ucap Naomi.

"Aku aja ka" ucap Sinka.

Naomi memberi handuk itu ke Sinka, dengan lembut Sinka mulai membersihkan luka Rizal sambil menatap matanya.

Setelah muka Rizal bersih dari darah, Rizal mengeluarkan HPnya. Rizal belum bisa membuka HPnya.

"Biar aku aja" ucap Sinka mengambil HP Rizal.

"Telpon Alldy" balas Rizal pelan.

"Password Iphone kamu apa?" tanya Sinka.

Rizal dengan suara yang palan mulai membisikan passwordnya ke Sinka. Setelah bisa dibuka, Sinka langsung menelpon Alldy.

"Halo zal, ada apa?" tanya Alldy.

"Maaf, Rizal lagi sakit" jawab Sinka.

"Eh, ini siapa?" tanya Alldy panik.

"Aku Sinka, sekarang Rizal lagi di rumah aku" jawab Sinka.

"Kamu bisa ke rumah aku?" tanya Sinka.

"SMS alamat rumah kamu" jawab Alldy mulai cemas.

Alldy menunggu beberapa detik hingga dia di SMS alamat rumah Sinka, setelah dapat alamat rumahnya, Alldy mengambil sweaternya dan bergegas pergi menggunkan mobil milik ibunya.

"Mah kunci mobil" ucap Alldy.

"Di kamar mamah" balas Ibunya.

"Kemana dy?" tanya Viny.

"Jemput Rizal, dia katanya sakit" jawab Alldy pergi.

Seketika Viny kaget dan dia hanya diam memikirkan Rizal.

"Siapa?" tanya ibunya.

"Oiya lupa, dia namanya Rizal, temen omi sama Sinka" jawab Naomi.

Menunggu beberapa menit, Bel rumah Sinka berbunyi.

Ibu mereka pun membukakan pintu.

"Maaf tante, saya temennya Rizal, yang tadi di telpon" ucap Alldy.

"Iya, Rizalnya ada di dalem, masuk aja" balas ibunya Naomi dan Sinka.

"Makasih tante" ucap Alldy yang langsung masuk.

"Rizal, kok bisa pada memar gini muka lu?" tanya Alldy.

"Jadi ceritanya gini...." ucap Naomi.

Sinka, ibunya, dan Alldy mendengar cerita Naomi. Sambil mendengar cerita dari kakaknya, Sinka bersandar ke Rizal, jari tangan kanannya mengisi jari tangan kiri Rizal hingga digenggam, dan telunjuk tangan kiri Sinka menusuk-nusuk pipi kiri Rizal secara perlahan.

"Oh gitu" ucap Alldy setelah mendengar cerita Naomi.

"Kalo gitu saya bawa Rizal pulang sekarang" tambah Alldy yang membantu Rizal berdiri bersama Sinka.

Mereka mengantar Rizal sampai masuk ke dalam mobil Alldy.

"Alldy, tadi kita telat buat bersihin lukanya, nanti malem Rizal pasti demam, pastikan semuanya baik-baik aja" ucap Naomi.

"Eh?" balas Alldy kaget.

"Biar motor Rizal di rumah kita dulu" ucap Sinka.

Alldy pun mengantar Rizal pulang.

Saat sampai di depan rumah Rizal.

"Dy, makasih ya" ucap Rizal.

"Gue anter ke dalem" balas Alldy.

"Ga usah, gue bisa sendiri, makasih ya" ucap Rizal.

"iya, sama-sama. Hati-hati, nanti malem lu demam, minum obat langsung" balas Alldy.

Rizal perlahan keluar dari mobil dan menuju pintu rumahnya. Rizal mengirim line ke Melody.

"Ini anak manja banget, ngapain nunggu di depan pintu, minta di bukain lagi" ucap Melody.

Menunggu 15 menit Rizal tidak masuk, dengan terpaksa Melody turun dari lantai dua dan membukakan pintu buat Rizal.

"Untung kamu adik kakak yang paling kakak sayang dek" ucap Melody membuka pintu.

"Lah mana orangnya?" tanya Melody.

"Pasti aku dikerjain nih" tambah Melody.

Dan saat Melody menoleh ke bawah kanan.

"Rizallllll.......!" teriak Melody melihat Rizal yang duduk bersandar dan tak sadarkan diri.

*To Be Continued*
Previous
Next Post »
Thanks for your comment