"Je tunggu" ucap Rizal menarik lengan Jeje.
Jeje hanya diam sambil menatap Rizal, terlihat wajahnya yang sembab karena habis menangis.
"Gue ga bermaksud buat kaya tadi, gue minta maaf" ucap Rizal.
Tanpa berbicara, Jeje pergi meninggalkan Rizal.
Bel masuk berbunyi, semua murid kembali ke kelas.
"Je, lu habis nangis ya?" tanya Kinal.
"Eh engga" jawab Jeje.
"Iya tuh, mata kamu merah gitu, kaya abis nangis" ucap Beby.
"Dy, Jeje lu apain?" tanya Ghaida.
"Iya dy, mami aku kenapa?" tanya Ayana.
"Eh? mana gue tau" jawab Alldy berjalan mendekati Jeje.
"Je kamu kenapa?" tanya Alldy.
"Aku engga apa-apa" jawab Jeje.
"Selamat pagi anak-anak" ucap seorang guru yang tiba-tiba masuk.
"Selamat pagi bu" balas semua murid.
Setelah guru tiba, pelajaran dimulai, Saat-saat pembelajaran, Rizal sesekali menatap ke arah Jeje dengan perasaan cemas. Tanpa terasa sekolah berakhir, semua murid membubarkan diri.
"Gue duluan ya" ucap Jeje.
"Eh Je, kenapa lu? tumben balik duluan?" tanya Kinal.
"Mami kenapa?" tanya Ayana.
"Engga apa-apa, gue duluan ya" jawab Jeje.
"Aku anter ya" ucap Alldy.
"Ga usah dy, aku dijemput sama nyokap" balas Jeje.
"Kalo gitu salam sama mamah kamu" ucap Alldy.
Jeje hanya mengangguk pelan, dan dia pun pergi pulang.
"Jeje kenapa ya?" tanya Beby.
"Semoga baik-baik aja" jawab Niko.
"Dy, ikut gue sebentar" bisik Rizal.
"Ikut ke mana?" tanya Alldy heran.
"Ikut aja dulu" jawab Rizal.
Rizal membawa Alldy ke parkiran sekolah.
"Ada apa zal lu bawa gue ke sini?" tanya Alldy.
"Gue tau Jeje kenapa" jawab Rizal.
"Kenapa dia?" tanya Alldy penasaran.
"Dia gitu gara-gara gue" jawab Rizal.
"Maksud lu?" tanya Alldy.
Rizal menghela napasnya sebentar.
"Oke, kemaren rencananya gue sama Sinka abis makan malem mau lanjut nonton" jawab Rizal.
"Kan kemaren ada sodara lu dateng" ucap Alldy.
"Gue bohong" balas Rizal.
"Bohong? bohong kenapa?" tanya Alldy.
Rizal mengeluarkan HP dari saku celananya, dan memperlihatkan isi chatnya dengan Jeje di line.
"Gue ga ngerti deh maksudnya apa, kenapa Jeje dendam sama Sinka" ucap Alldy sambil memberikan HP Rizal kembali.
"Dia bilang itu gara-gara gue di keroyok sama mantan pacar kakaknya" balas Rizal.
"Terus apa hubungannya sama Sinka? dia kan ga terlibat" tanya Alldy.
Rizal hanya mengangkat kedua pundaknya.
"Tunggu, kok dia bisa nangis?" tanya Alldy heran.
Rizal lalu menceritakan kejadian tadi pagi, saat dia sedang mengobrol dengan Jeje. Saat telah berbicara, Alldy mencengkram seragam Rizal.
"Lu boleh marah sama gue, kalo lu mau mukul gue ya silahkan, gue terima, tapi gue sebenernya ga maksud gitu, gue udah minta maaf ke dia, tapi gitu, ga ada hasil" ucap Rizal.
Dengan perlahan Alldy melepas seragam Rizal, dia mengatur emosinya, mereka berdua terdiam sejenak.
"Sorry gue tadi narik seragam lu" ucap Alldy.
"Iya, lu lagian berhak marah" balas Rizal.
"Urusan Jeje biar gue yang ngatur, gue ngerti kok, makasih atas infonya" ucap Alldy.
"Jadi, kita masih bersahabat nih?" tanya Rizal.
"Ya iyalah, kita udah sahabatan 9 tahun dan akan terus bersahabat, kita sering punya masalah yang lebih dari ini, kalo cuma masalah ini doang mah, ya elah, ga akan bisa bikin persahabatan kita ancur" jawab Alldy.
"Makasih ya, gue lega dengernya" ucap Rizal.
"Iya sama-sama" balas Alldy.
Hari beranjak sore, saat malam tiba, Alldy sudah berada di rumah Jeje.
"Hari ini kamu kenapa je?" tanya Alldy.
"Engga apa-apa" jawab Jeje.
"Apa ini ada hubungannya sama Rizal dan Sinka?" tanya Alldy.
"Kok kamu tau?" tanya Jeje heran.
Alldy tersenyum ke Jeje.
"Tadi pas pulang sekolah, Rizal cerita semua ke aku" jawab Alldy.
"Oh jadi kamu sekarang bela sahabat kamu Rizal?" tanya Jeje sedikit kesal.
"Engga lah, ngapain belain dia, aku pasti belain kamu. Tapi ......." jawab Alldy gantung.
"Tapi apa?" tanya Jeje.
"Tapi, orang yang aku bela harus bener" jawab Alldy.
"Terus dalam masalah ini aku salah gitu?" tanya Jeje.
"Secara garis besar sih iya" jawab Alldy.
"Ih kamu" ucap Jeje.
Alldy tersenyum melihat Jeje yang cemberut.
"Sini aku jelasin" ucap Alldy.
Jeje mulai menatap Alldy serius.
"Jadi................"
Berpuluh-puluh menit Alldy menjelaskan kesalahan Jeje, Rizal, dan Sinka. Beberapa kali Jeje terlihat kesal dengan ucapan Alldy, tapi Alldy dengan sabar dan lembut menjelaskan tentang pertanyaan Jeje. Setelah cukup lama, perasaan Jeje mulai tenang, dendam dia ke Sinka mulai hilang.
"Udah jelas kan?" tanya Alldy.
"Udah" jawab Jeje.
"Serius banget nih ngobrolnya" ucap seseorang yang tiba-tiba muncul.
"Mamah" ucap Jeje.
"Eh tante" sambung Alldy.
"Pada ngomongin apa sih?" tanya mamah.
"Ngomongin pelajaran sekolah" jawab Alldy.
"Oh gitu, kita makan malem dulu yuk" ucap mamah.
"Iya tante" balas Alldy.
"Iya mah" sambung Jeje.
"Yuk makan" ajak Jeje.
Alldy kemudian makan malam bersama kedua orang tua Jeje, sering kali Alldy tertawa bersama kedua orang tua Jeje saat makan, Jeje hanya tersenyum melihat mereka bertiga begitu akrab.
"Tuhan, makasih ya engkau telah memberiku seseorang yang begitu sabar dalam menghadapi ego aku, semoga aku akan terus bersamanya, selamanya" kata Jeje dalam hati sambil tersenyum melihat Alldy.
Setelah selesai makan malam bersama, Alldy pamit pulang. Jeje mengantar Alldy sampai depan rumahnya.
"Aku pulang dulu ya" ucap Alldy yang menaiki motornya.
"Iya hati-hati di jalan" balas Jeje.
"Jangan ngambek-ngambek terus, cepet baik-baik sama Rizal" ucap Alldy.
"Siap bos" balas Jeje sambil memberi hormat.
Alldy tersenyum sambil menyalakan motornya.
"Dah.." ucap Alldy.
"Dah.." balas Jeje.
Alldy lalu pergi pulang.
Senin tiba, saat pagi hari, Rizal tiba di kelas, di mana di sana sudah ada Jeje, setelah menaruh tasnya, Rizal menghampiri Jeje di kursinya.
"Je, gue ......"
"Gue minta maaf ya zal" ucap Jeje memotong ucapan Rizal.
"Eh?" balas Rizal heran.
"Gue tau kalo gue udah berlebihan, gue udah engga dendam lagi kok sama Sinka" ucap Jeje.
"I..iya, maaf juga gue udah berlebihan waktu itu" balas Rizal.
"Iya, nanti kapan-kapan kita jalan bareng sama Sinka, kita berempat makan sama nonton bareng" ucap Jeje.
"Oke kalo gitu" balas Rizal.
"Akhirnya mereka berbaikan juga" kata Alldy dalam hati sambil melihat mereka dari luar jendela.
Jam delapan tiba, guru dan murid SMA T mulai tiba, mereka memasuki SMA J.
"Mereka datang" ucap Rizal.
Sedikit demi sedikit murid SMA T memasuki lapangan.
"Itu mereka" ucap Alldy yang melihat tiga cowok.
"Oh itu, Ari yang mana?" tanya Niko yang terlihat mulai kesal.
"Yang tengah Ethan, kirinya David" jawab Rizal.
"Oh itu ternyata Ari" ucap Niko.
"Ingat, mereka bertiga kakak kelas kita" balas Alldy.
"kok bisa?" tanya Niko.
"Ethan mantan macar kakaknya teman gue" jawab Rizal.
"Oh gitu, ga peduli dia senior atau bukan, kalo dia udah berani ngeroyok sahabat gue, ya mereka salah" ucap Niko.
Setelah semua berkumpul di lapangan, penyambutan kepala sekolah dari masing-masing sekolah dimulai. Setelah pidato yang cukup panjang selesai, para murid bebas berjalan-jalan, terdapat banyak perlombaan, dan ada penampilan bernyanyi di panggung yang terletak di lapangan.
"Ceweknya cantik-cantik" ucap Niko.
"Sikat nik" balas Alldy.
"Ga lah, gue setia sama Nabilah" ucap Niko.
"Bagus, pertahankan" balas Rizal.
"Ehem" suara cewek yang tiba-tiba muncul.
"Eh Nabilah" ucap Niko panik.
"Kalian bertiga di cari kak Dhike tuh, disuruh ke belakang panggung" ucap Nabilah.
"Eh iya" balas Niko yang langsung pergi.
Diikuti oleh Alldy, Rizal pun mengikuti namun dia berhenti sejenak di depan Nabilah.
"Ucapan Niko tadi bener-bener asli, ga ada lagi kebohongan" ucap Rizal.
"Iya kak" balas Nabilah.
Rizal kemudian berjalan mengejar kedua sahabatnya. Setelah bertemu Dhike, mereka bertiga kembali ke pinggir lapangan sambil melihat pertunjukan.
"Kita ketemu lagi" ucap seseorang cewek.
"Michelle" balas Rizal pelan.
"Hai kak" sapa Elaine, Gracia, Nadse.
"Hallo kak" sapa Andela.
"Ni cewek ngomongnya medok bahasa jawa" bisik Niko.
"Iya" balas Alldy.
"Eh ini kenalin sahabat gue" ucap Rizal.
"Alldy"
"Niko"
"Hai kak Alldy, kak Niko" sapa Andela.
"Panggil nama aja, kita masih kelas dua" balas Alldy.
"Sama dong" ucap Elaine.
"Temenin keliling yuk" ajak Michelle.
"Ya udah" ucap Rizal.
"Nik, dy, tunggu sini bentar ya" tambah Rizal.
"Iya" balas Alldy dan Niko.
Rizal menemani Michelle dan empat temannya ke tengah lapangan.
"Gue bingung, kok Rizal bisa aja ya kenal sama cewek cantik kaya gitu, setiap kita kenalan sama cewek cantik, pasti dia kenal juga sama Rizal" ucap Niko.
"Itu lah Rizal" balas Alldy.
"Bintang tamunya ada siapa zal?" tanya Gracia.
"Geisha deh" jawab Rizal.
"Geisha toh, aku mau banget liat band itu" ucap Andela.
"Temen kamu itu ngomongnya medok gitu ya?" bisik Rizal.
"Iya, tapi dia sering juga ga pake logat jawanya" balas Michelle.
"Boleh gabung?" tanya Alldy yang tiba-tiba muncul bersama Niko.
"Boleh-boleh" jawab Gracia.
Alldy dan Niko bergabung di tengah lapangan bersama Rizal dan yang lainnya.
"Oke tanpa basa-basi lagi, kita sambut GEISHAAA....." teriak MC.
Geisha pun mulai bernyanyi, semua murid yang berada di lapangan menikmatinya.
"Suara Momo Geisha bagus banget" ucap Nadse.
"Dek, kamu ternyata di sini" ucap seorang cowok yang tiba-tiba datang.
"Eh kak Ethan" balas Michelle.
Rizal menatap Ethan, Alldy menatap David, dan Niko melihat Ari tajam.
"Ini kenalin zal, mereka.... eh?" ucap Michelle kaget melihat mereka berenam yang sudah saling berhadapan dengan tatapan benci.
"Kenapa sama mereka?" kata Michelle dalam hati.
*To Be Continued*
ConversionConversion EmoticonEmoticon