"Love Story" Part 41

"Hai" sapa Ethan.

"Kayanya kita pernah ketemu deh?" tanya Ethan.

"Mungkin Ari tau" jawab Rizal.

Ari mengalihkan pandangannya dan melihat Rizal.

"Kalo ga salah, lu yang gue pukulin di mall waktu itu" ucap Ari.

Niko langsung maju, tapi Rizal menahannya.

"santai-santai" bisik Rizal.

"Kalian udah pada kenal?" tanya Michelle.

"Dia siapa kamu?" tanya Ethan.

"Dia temen aku kak" jawab Michelle.

"Oh temen, Naomi gimana kabarnya?" tanya Ethan.

"Naomi, baik. Dia bahagian banget putus dari lu" jawab Rizal.

"Kalo ngomong jangan asal lu ya" ucap Ari berjalan mendekati Rizal.

"Sabar ri" ucap David.

"Kita tuh harus menghargai cowoknya Naomi, tolong jaga dia, kalo lu ga bisa, nanti gue rebut lagi" ucap Ethan.

"Ternyata, Rizal cowoknya kak Naomi" kata Michelle dalam hati sambil melihat Rizal.

"Masih mau lanjut?" teriak Momo Geisha.

"Lanjut.." teriak semua murid.

Lagu ke dua dinyanyikan.

"Vid, ri. Kita cari tempat yang lain" ucap Ethan.

"Iya, suasana di sini terlalu rame" balas David.

"Dek, kakak ke tempat lain dulu ya" ucap Ethan.

"Iya kak" balas Michelle.

"Jagain adik gue" ucap Ethan.

"Tenang aja" balas Rizal.

Ethan dan dua teman lainnya pergi meninggalkan Rizal.

"Kenapa sih nahan gue, kalo engga, udah gue hajar tuh si Ari" ucap Niko.

"Inget, kita di sekolah" balas Rizal.

"Tadi, gue liat David berasa ngaca" ucap Alldy tiba-tiba.

"Ternyata lu sadar, sifatnya mirip lu" balas Rizal.

"Woi, ikut nyanyi kali" potong Elaine.

Rizal, Niko, dan Alldy melanjutkan menikmati penampilan dari band terkenal itu.

Sore menjelang, SMA T bersiap-siap untuk pulang. Tidak butuh waktu lama, semua murid SMA T sudah pergi.

"Tinggal kita beres-beres" ucap Kinal.

"Resiko panitia" balas Ghaida.

Semua anggota osis merapihkan kembali sekolah mereka.

"Dy, bantu gue angkat meja ini ke ruang osis" pinta Rizal.

Alldy membantu Rizal mengangkat meja, baru beberapa langkah, Nabilah menabrak meja yang dibawa oleh Rizal dan Alldy.

"Hati-hati bil" ucap Alldy.

"I..iya kak" balas Nabilah.

"Bil, kok muka kamu pucet? kamu sakit?" tanya Rizal.

Nabilah menunduk dan langsung pergi.

"Kenapa tuh anak?" tanya Rizal.

"Udah, nanti aja kita pikirin, berat nih" jawab Alldy yang masih mengangkat meja.

"Yuk jalan" ucap Rizal.

Saat mau jalan, Niko melintas sambil membawa dua kursi.

"Eh nik" ucap Rizal.

"Apa?" tanya Niko.

"Tadi gue liat Nabilah, tapi mukanya pucet, kayanya dia sakit" jawab Rizal.

"Terus kemana dia sekarang?" tanya Niko.

"Ke koridor IPS, coba lu susul" jawab Rizal.

"Oke zal, thank" ucap Niko sambil menaruh dua kursi yang dia bawa di atas meja.

"Njir nih anak, kurang greger apa coba, nyimpen kursi di atas meja kita, nambah beban aja" ucap Alldy.

"Ya udah, kita angkut" balas Rizal.

Mereka kembali membawa meja dan ditambah dua kursi ke ruang osis.

Di koridor IPS. Nabilah berjalan lemas, dia berjalan sambil berpegangan pada tembok kelas, dirasa sudah cukup berjalan, Nabilah berdiri sambil bersandar di tembok. Dia terlihat sangat terengah-engah, tangan kirinya dimasukan ke saku almamater dan mengeluarkan suatu alat, dia membuka penutup alat itu dengan tergesa-gesa hingga alat itu jatuh. Nabilah hanya memegang dadanya yang sesak sambil bersender di tembok.

"Mungkin kah aku ma....." kata Nabilah dalam hati.

Tiba-tiba Niko datang dan menaruh alat yang jatuh tadi ke mulut Nabilah, Niko menekan alat itu hingga mengeluarkan bunyi.

"Kamu ga apa-apa bil?" tanya Niko.

Napas Nabilah mulai kembali normal, dan dia hanya mengangguk.

"Duduk dulu yuk" ucap Niko membawa Nabilah ke satu kursi panjang di koridor.

"Nih inhaler kamu" ucap Niko mengembalikan alat sesak napas .

"Makasih kak" balas Nabilah.

"Kamu kok bisa gitu sih?" tanya Niko cemas.

"Kalo aku kecapean, asma aku kambuh" jawab Nabilah.

"Mangkanya kamu jangan terlalu capek, sekarang kamu pulang" ucap Niko.

"Tapi aku ga enak sama kak Dhike" balas Nabilah.

"Dhike dipikirin, sekarang kamu ambil tas kamu terus kakak anter pulang, urusan Dhike, biar kakak yang ngatur" ucap Niko.

Nabilah hanya mengangguk.

Setelah duduk beberapa menit, Niko menemani Nabilah ke ruang osis untuk mengambil tasnya.

"Gue anter Nabilah pulang dulu ya" ucap Niko.

"Kenapa emang dia?" tanya Beby.

"Sakit" jawab Niko.

"Ya udah, tapi lu harus balik ke sini lagi" ucap Kinal.

"Iya, pasti itu mah" balas Niko.

"Shan, gue pulang duluan ya" ucap Nabilah.

"Eh bil, lu sakit?" tanya Shania.

"Iya, tadi sakit gue kambuh" jawab Nabilah.

"Serius? tapi tadi lu bawa inhaler kan?" tanya Shania.

"Bawa" jawab Nabilah.

"Ya udah, gue anter pulang ya" ucap Shania.

"Ga usah shan, gue dianter sama kak Niko" balas Nabilah.

"Kalo gitu, lu sampe rumah harus langsung istirahat" ucap Shania.

"Iya, gue pulang yah" ucap Nabilah.

"Hati-hati bil" balas Shania.

Nabilah lalu menemui Niko yang sedang berkumpul dengan teman-temannya.

"Udah siap?" tanya Niko.

"Siap kak" jawab Nabilah.

"Cepet sembuh ya" ucap Ayana.

"Nyampe rumah, lu harus langsung istirahat" sambung Jeje.

"Iya kak, makasih ya, maaf juga kalo aku engga bisa bantu beres-beres" balas Nabilah.

"Iya, santai aja" balas Kinal.

"Kalo gitu kita duluan" ucap Niko.

"Eh lu balik lagi ke sini" balas Ghaida.

"Iya-iya" ucap Niko.

"Yuk bil kita pulang" ajak Niko.

Saat di jalan pulang, Nabilah hanya diam sambil memeluk Niko. Tidak lama, mereka sampai di depan rumah Nabilah.

"Makasih ya kak" ucap Nabilah yang turun dari motor Niko.

"Iya sama-sama, istirahat ya" balas Niko.

"Hemm" ucap Nabilah.

"Kalo gitu kakak ke sekolah lagi, kasian temen-temen" ucap Niko.

"Eh kak, tunggu" balas Nabilah.

"Iya ada apa?" tanya Niko.

"Soal permintaan maaf kakak, aku udah pertimbangin baik-baik, jadi keputusan aku ......." jawab Nabilah gantung.

"Iya" ucap Niko penasaran.

"Aku mau balikan lagi sama kakak" balas Nabilah.

"Eh? serius bil?" tanya Niko.

"Iya serius" jawab Nabilah.

"Kalo gitu kita sekarang udah pacaran lagi dong?" tanya Niko.

"Kayanya sih udah" jawab Nabilah sambil tertawa kecil.

"Makasih ya bil, aku janji ga akan ngecewain kamu lagi" ucap Niko.

"Iya, kalo gitu aku masuk dulu ya, kamu juga harus cepet-cepet ke sekolah lagi kan" balas Nabilah.

"Ya udah kalo gitu, aku ke sekolah dulu, salam sama mamah" ucap Niko.

"Iya, nanti disalamin" balas Nabilah.

Niko pun kemudian pergi dan kembali ke sekolahnya.

Sesampai di sana, Niko kembali membantu merapihkan kelas.

"Dari tadi gue liat si Niko senyum-senyum sendiri" ucap Kinal.

"Tandanya lagi seneng kali" balas Ayana.

"OMG Ayana, pasti lagi seneng lah, kalo lagi sedih, ga mungkin Niko senyum-senyum" ucap Beby.

"Oh iya ya" balas Ayana.

Jeje menempelkan telapak tangannya ke kening Ayana.

"Wah pantes, lagi sawan nih anak" ucap Jeje.

"Ih mami mah" balas Ayana.

"Woi kerja, ngerumpi mulu" potong Rizal.

"Hooooo.... biasa aja kali" ucap Kinal, Ghaida, dan Beby.

Setalah beberapa jam mereka merapihkan sekolah, semua anggota osis kemudian pulang. Niko, Rizal, Alldy, dan Jeje sedang berada di tempat perkir motor sekolah.

"Gue ada info nih" ucap Niko.

"Gue tau" balas Rizal.

"Apaan zal?" tanya Alldy dan Jeje.

"Biar Niko yang cerita, coba nik cerita" jawab Rizal.

"Jadi, tadi pas gue anter Nabilah pulang, dia  ngomong kalo dia mau balikan lagi sama gue" ucap Niko.

"Pantes dari tadi senyum-senyum sendiri, tapi selamat ya" balas Jeje.

"Selamat ya bro" ucap Alldy.

"Iya, dan nanti malem gue mau ajak kalian makan malem, kasih tau Kinal sama yang lainnya" ucap Niko.

"Emm, nik" potong Rizal.

"Apaan zal?" tanya Niko.

"Gue boleh bawa cewek ga?" tanya Rizal.

"Cewek? siapa?" tanya Niko.

"Ada lah pokoknya" jawab Rizal.

"Ciee, si itu ya?" tanya Jeje.

"Iya si S" jawab Rizal.

"Siapa sih si S?" tanya Niko.

"Nanti juga lu tau" jawab Alldy.

"Jadi gimana nik? boleh?" tanya Rizal.

"Boleh lah, lagian gue penasaran" jawab Niko.

"Makasih nik" ucap Rizal.

"Oke kalo gitu, sampe ketemu nanti malem di cafe biasa jam delapan" ucap Niko.

"Oke.." balas Rizal, Alldy, dan Jeje.

*To Be Continued*
Previous
Next Post »
Thanks for your comment