"Love Story" Part 35

Saat wajah mereka sudah berdekatan, Sinka tidak mengelak, dia pasrah untuk apa yang akan terjadi.

"Eh?" kata Rizal dalam hati.

Rizal menghentikan pergerakan wajahnya, bibirnya sudah hampir mendekati bibir Sinka. Rizal melihat wajah Sinka yang sedang memejamkan mata, melihat itu, Rizal memundurkan kembali wajahnya, dan dengan perlahan Rizal mencium kening Sinka yang membuat Sinka terkejut hingga dia membuka matanya.

"Eh maaf" ucap Rizal melepas pegangannya.

Begitu juga dengan Sinka, mereka mundur beberapa langkah.

"Aku ke toilet dulu" ucap Sinka gugup.

"Iya" balas Rizal.

Sinka langsung berjalan cepat. Setelah Sinka pergi, Rizal merasa sedikit lemas, Mova dengan cepat menghampiri Rizal.

"Eh-eh" ucap Mova merangkul Rizal.

"Air dong" balas Rizal pelan.

"Oke tunggu" ucap Mova.

Mova bergegas mengambil air sirup dan membawanya ke Rizal, dengan cepat Rizal menghabiskan segelas air yang dibawa oleh Mova. Setelah habis, Rizal berjalan ke pinggir lapangan untuk duduk, dan diikuti oleh mova.

"Tadi romantis banget" ucap Mova.

Rizal hanya membenamkan wajahnya di tangannya.

"Tadi kenapa lu ga cium Sinka? padahal moment yang tepat itu" ucap Mova.

Rizal hanya menggeleng lemas.

Sedangkan di toilet, Sinka sedang menatap cermin sambil mengatur nafasnya.

"Tenang sin, tenang, kamu harus tenang" ucap Sinka.

"Tap tadi Rizal ........" tambah Sinka gantung.

Dia melamun sambil kembali mengingat kejadian tadi hingga beberapa detik.

"Eh" ucap Sinka yang kembali sadar.

Dia langsung mencubit kedua pipinya. Setelah kembali tenang, Sinka lalu keluar dari toilet untuk kembali ke lapangan.

Di pinggir lapangan Rizal hanya termenung dan ditemani oleh Mova yang sedang duduk di sampingnya.

"Sinka.." ucap Mova.

Rizal langsung menoleh ke arah Sinka yang sedang berjalan mendekati mereka berdua.

"Maaf ya nunggu" ucap Sinka sambil menggosokan kedua tangannya.

Rizal langsung melepas blazer yang dia pakai dan langsung memberikannya ke Sinka.

"Makasih zal" ucap Sinka yang langsung memakainya.

"Duduk sini" potong Mova mearik tangan Sinka.

Sinka langsung duduk di tempat Mova.

"Duduk-duduk" ucap Mova ke Rizal.

"Eh iya-iya" balas Rizal yang langsung duduk di sebelah Sinka.

Saat mereka berdua duduk, Mova berdiri di depan mereka.

"Kalo gitu gue ke yang lain dulu ya, udah kalian di sini aja" ucap Mova pergi.

Mereka berdua yang ditinggal Mova sedikit canggung. Rizal dan Sinka saling bediam diri, bingung berbuat apa, Sinka menatap langit malam.

"Liat deh, bintangnya indah-indah" ucap Sinka memecah keheningan.

"Eh?" ucap Rizal kaget.

Rizal langsung menundukan kepalanya.

"Kenapa?" tanya Sinka melihat Rizal.

"Em, aku punya pengakuan" jawab Rizal yang masih menunduk.

"Apa?" tanya Sinka.

"Mata aku rabun gelap" jawab Rizal melihat Sinka.

"Ha?" ucap Sinka kaget.

"Ma..maksud kamu?" tanya Sinka.

"Ya, aku kalo di tempat yang minim cahaya jadi rabun, mangkanya aku ga pernah bisa liat bintang, untung pesta ini terang, jadi aku ga terganngu" jawab Rizal.

"Rizal" kata Sinka dalam hati.

Selang beberapa menit, Mova menghampiri mereka berdua.

"Pulang yuk" ajak Sinka.

"Yuk ah, mulai bosen lagian gue di sini" ucap Mova.

Mereka bertiga memutuskan untuk pergi meninggalkan tempat acara.

Keesokan harinya, mereka melanjutkan liburan ke tempat wisata yang terdapat di kota Bandung dengan ditemani oleh Mova. Hari-hari cepat berlalu, tanpa terasa liburan selesai.

"Omah, kita pamit dulu ya" ucap Sinka.

"Omah sehat-sehat ya di sini" sambung Rizal.

"Iya, omah akan baik-baik aja, setidaknya sampai omah hadir di acara tunangan kalian" ucap omah.

"Eh?" balas Sinka dan Rizal kaget.

"Jangan gitu omah, omah itu harus sehat sampai omah hadir di acara pernikahan mereka" ucap Mova.

"Iya, omah setuju" balas omah.

"Mova......" teriak Sinka.

Rizal hanya tertawa melihat mereka.

Setelah berpamitan, Rizal dan Sinka diantar ke stasiun hall Bandung. Sampai di depan stasiun.

"Sering-sering ya ke sini" ucap Mova.

"Iya, tenang aja" balas Sinka.

Mereka berdua saling berpelukan.

"Lain kali ajak ka Naomi, terus Rizal ajak lagi" ucap Mova.

"Iya" balas Sinka.

"Tolong jaga Sinka ya zal, jangan sakitin dia, apa lagi sampe nyelingkuhin dia" ucap Mova.

"Iya, gue tipe cowok setia" balas Rizal.

"Emang Farel yang ga setia" kata Rizal dalam hati.

Selang beberapa menit, Rizal dan Sinka memasuki stasiun dan langsung menuju kereta mereka. Seperti berangkat, saat pulang ke Jakarta Sinka duduk di samping kaca, sedangkan Rizal duduk di sebelahnya, yang berbeda kali ini adalah tidak ada orang yang duduk di depan mereka. Tidak lama kereta pun berangkat.

"Cowok yang dekat sama aku baru kamu yang ketemu omah zal" ucap Sinka.

"Hehe" balas Rizal.

"Omah tuh orang yang jarang akrab sama orang baru, tapi saat akrab, omah langsung baik banget" ucap Sinka.

"Termasuk gue ya?" tanya Rizal.

"Iya, termasuk kamu, kamu udah bisa depetin hati omah aku" jawab Sinka.

"Iya sih, tapi aku belum bisa dapetin hati cucuknya yang namanya Sinka" ucap Rizal.

"Udah zal, kamu udah dapetin hati aku, bahkan kamu udah bisa ngerebut hati aku dari Farel" kata Sinka dalam hati.

Denagn tiba-tiba Rizal menyenderkan kepalanya ke bahu Sinka.

"Eh?" ucap Sinka kaget melihat Rizal yang tertidur.

Sinka hanya tersenyum melihat Rizal.

Tiga jam perjalanan berlalu, mereka sampai di stasiun gambir jam setengah delapan malam.

"Hai kalian" ucap seorang cewek yang menghampiri mereka berdua.

"Hai ka" balas Sinka.

"Gimana liburannya?" tanya Naomi.

"Seru ka" jawab Sinka.

"Iya lah seru, liburannya sama Rizal" ucap Naomi.

"Ih kakak" balas Sinka yang sedikit malu.

"Kamu pulang sama siapa?" tanya Naomi.

"Aku di jemput ka" jawab Rizal.

"Oh dijemput, kalo gitu kita duluan ya, makasih udah nemenin sama jagain Sinka seminggu di Bandung" ucap Naomi.

"Iya ka, sama-sama" balas Rizal.

"Rizal, makasih banyak ya, aku ga tau apa jadinya kalo kamu ga ikut ke Bandung" ucap Sinka.

Rizal tersenyum manis ke Sinka.

"Iya sama-sama" balas Rizal.

"Kalo gitu kita pergi ya" ucap Naomi.

"Iya, hati-hati" balas Rizal.

Naomi dan Sinka pergi meninggalkan Rizal sendiri di depan pintu masuk stasiun. Selang beberapa menit, datang seseorang yang menghampiri Rizal.

"Maaf ya lama" ucapnya.

"Iya, ga apa-apa ka" balas Rizal.

"Gimana Bandung?" tanya Melody.

"Seru dong" jawab Rizal.

"Iya lah seru, orang sama Sinka jalannya" ucap Melody.

"Ah, apaan sih kakak ini" balas Rizal.

"Hehe, ya udah, pulang yuk" ajak Melody.

Mereka berdua pulang.

Saat sudah berada di rumah masing-masing, Rizal dan Sinka langsung tertidur pulas di kamarnya.

Keesokan harinya saat pagi hari.

"Dek bangun, sekolah" ucap Melody.

"Haaa... ngantuk, harusnya aku pulang hari sabtu, bukannya minggu" balas Rizal.

"Ya udah bangun, mandi, sarapan, terus berangkat sekolah" ucap Melody.

Setelah Rizal mulai duduk di kasurnya, Melody pergi keluar kamar Rizal.

"Haaaa..... nagntuk" ucap Rizal mencoba untuk bangkit dari ranjang empuknya.

Dengan usaha keras, Rizal bergegas mandi, menggunkan seragam sekolah dan sarapan.

"Kakak duluan ya" ucap Melody.

"Hem" balas Rizal sambil mengunyah roti isi.

"Oiya, kakak naik taksi ke sekolah, jadi pulang sekolah jangan lupa jemput kakak" ucap Melody.

"Iya ka" balas Rizal.

Melody lalu meninggalkan Rizal sendiri di meja makan dengan sarapannya. Setelah sarapan selesai, Rizal ke kamar Melody untuk mengambil kunci, setalah dapat, Rizal langsung ke garasi untuk berangkat sekolah menggunakan mobil new honda jazz putih milik Melody.

"Maaf ya, hari ini gue berangkat sekolah bawa mobil" ucap Rizal ke motornya.

"Oke, berangkat...." tambah Rizal yang masuk ke mobil dan langsung pergi berangkat sekolah.

*To Be Continued*
Previous
Next Post »
Thanks for your comment