"Kamu ngeliatin Farel atau Rizal?" tanya Naomi.
"Ih apaan sih ka" jawab Sinka.
"Oiya, kita ngumpul di pinggir lapangan dulu" ucap Rizal.
Pemain pun berkumpul sesuai dengan ucapan Rizal.
"Oke, gue, Niko, sama Alldy sengaja ga main. Tapi gue yakin kalian berlima bisa ngalahin mereka" ucap Rizal.
"Oiya, siap-siap" tambah pelatih.
Lima pemain yang menjadi starting sudah berada di lapangan. Rizal, Niko, dan Alldy duduk di bangku cadangan.
"Kenapa mereka bertiga ga main?" tanya Bagas.
"Engga tau, malahan mereka nurunin pemain lapis keduanya" jawab Farel.
"Biarlah, takut kali mereka bertiga, malah bagus, kita bisa mempermalukan mereka" ucap Yuda.
Wasit siap meniup peluitnya, saat mulai, bola dikuasai oleh tim K. Pada babak pertama, tim K unggul 5 -3 atas tim J. Saat istirahat 10 menit, Farel dan yang lainnya berkumpul.
"Mereka pasti kalah" ucap Yuda mengatur napasnya.
"Pasti" balas Bagas sambil minum air mineral.
Farel terdiam sambil melihat Rizal dari jauh yang sedang memberi arahan ke teman-temannya.
"Apa yang lu rencanain" kata Farel dalam hati.
"Rel, bengong mulu, ayo siap-siap" ucap Yuda.
"Oh iya" balas Farel.
Mereka kembali memasuki lapangan.
"Mereka masih belum main juga" ucap Bagas.
"Iya, mereka malah mengganti tiga pemain ga penting" balas Yuda.
Babak kedua dimulai.
Rizal fokus melihat permainan timnya, tim J lebih mendominasi permainan, tanpa terasa waktu 20 menit selesai.
"Yes kita menang" ucap Yuda melihat papan skor.
"Kita menang rel" ucap Bagas.
Farel duduk dilapangan sambil mengatur napasnya.
"Kita menang..... Tapi cuma selisih satu gol" kata Farel dalam hati.
Hasil akhir 8 - 7 untuk kemenangan tim K.
"Ye menang" teriak Yupi.
"Ih Yupi berisik" ucap Viny.
"Sin, kok lu datar sih? sekolah kita menang loh, Farel susah payang ngegolin ke gawang tim J" ucap Lidya.
"Itu yang aku khawatirin" balas Sinka.
"Maksudnya?" tanya Lidya heran.
"Yah kalah.." ucap Ayana kecewa.
"Udah engga apa-apa, segitu kita udah bagus mainnya" balas Beby.
"Ya udah yuk kita ke mobil, sambil nunggu mereka" ajak Kinal.
"Ya udah" ucap Jeje dan Ghaida.
Di lapangan, mereka semua diberi waktu 10 menit untuk beristirahat.
"Maaf zal, kita kalah" ucap pemain tim J.
"Engga, malah bagus. Kalian bisa ngimbangin tim K, gue salut sama kalian, dengan ini kita pasti juara futsal" balas Rizal.
"Woi, lu ngapain ngeliatin mereka?" tanya Yuda.
"Iya rel, seneng kali, kita menang" tambah Bagas.
"Kalian sadar ga sih?" balas Farel sedikit marah.
"Hei, lu kenapa?" tanya Bagas.
"Kita emang menang diskor, tapi kita kalah dipermainan" jawab Farel.
"Maksud lu?" tanya Yuda.
"Rizal sengaja ga main, begitu juga Niko sama Alldy, Rizal tuh pengen liat kemampuan tim kita, pas tadi, kita sempat ketinggalan 6 - 5 sama mereka" jawab Farel.
"Tapi, kita bisa ngebalikin skor kan" potong Bagas.
"Iya bener, kita setengan mati buat menang, liat, kita dari babak pertama sempe selesai full tim, mereka lapis kedua, tapi mereka bisa buat kita kewalahan" ucap Farel.
"Hemmm. Bener juga kata Farel, mereka segitu ga ada Rizal, Niko, sama Alldy" balas Bagas.
"Nah, coba kalo mereka main, kita pasti dibantai habis-habisan. Mereka lapis kedua, kita cuma menang selisih satu gol, gimana kalo mereka full tim. Mereka bertiga jendral lapangan, Alldy bagaikan benteng kokoh yang menjaga pertahanan, Niko si genius yang mengatur jalannya permainan tim di tengan, dan Rizal, dia predator lapangan yang siap merobek gawang lawan" ucap Farel.
Yuda dan Bagas hanya bisa diam dan merenung.
"Rizal sama yang lainnya mungkin sekarang lagi ketawa seneng walau mereka kalah" tambah Farel.
"Oke semua pemain dari kedua tim untuk kelapangan dan berjabat tangan" ucap MC.
Mereka semua lalu berkumpul dan berhadapan, kemudian mereka berjabat tangan dan saing bergantian. Rizal hanya memasang senyum dingin di wajahnya, itu membuat Farel kesal yang melihatnya.
Saat Rizal dan Farel berjabat tangan.
"Pertandingan selanjutnya, gue pastikan kalian ga akan bisa cetak gol lebih dari tiga ke gawang kami, dan gue ga akan menahan diri untuk membantai kalian" bisik Rizal.
Farel hanya melihat Rizal dengan kesal. Setelah selesai berjabat tangan. tim J lalu pergi ke ruang ganti dan bersiap-siap pulang. Semua penonton membubarkan diri dan berhamburan ke luar hall. Sinka dan yang lainnya berkumpul di halaman sekolah. Sampai Farel, Yuda, dan Bagas menghampiri mereka.
"Tadi kamu mainnya keren" ucap Yupi memegang tangan Bagas.
"Tadi kalian mainya bagus, pasti tim J malu tuh pulang-pulang" ucap Lidya.
Farel dan Yuda hanya tersenyum lemas mendengar ucapan Lidya.
"Aku tau kamu pasti kecewa" bisik Sinka.
"Iya, kecewa banget" balas Farel.
"Ya udah, tapi kamu sekarang harus senyum, kalo kamu cemberut, pemain lain pasti bingung, kaliankan menang" ucap Sinka.
"Iya deh" balas Farel.
"Ka Naomi, ka Imel mana?" tanya Yuda.
"Imel ya, perasaan ga ada deh dari tadi" jawab Naomi.
Tim J pergi meninggalkan SMA K.
Di bis. Rizal duduk termenung sambil memejamkan matanya. Saat sampai di sekolah SMA J, Rizal langsung pergi ke parkiran.
"Zal mau kemana?" tanya Niko.
"Pulang lah, ngapain lagi" jawab Rizal.
"Iya juga sih, ya udah hati-hati" ucap Niko.
Rizal kemudian pergi meninggalkan SMA J. Setelah ditinggal Rizal, Niko kembali lagi kelapangan untuk menemui teman-temannya.
"Rizal mana nik?" tanya Kinal.
"Pulang" jawab Niko.
"Buru-buru banget" ucap Ghaida.
"Laper nih" ucap Ayana.
"Nah, kita makan yuk" ucap Jeje.
"Ya udah, gue sama Niko bawa motor ini" balas Alldy.
"Gue sama Alldy" ucap Jeje.
"Cie.. cie.." balas yang lainnya.
"Terus gue sama siapa?" tanya Niko.
"Udah lu sendiri aja" jawab Ghaida.
"Aku ikut" sambung cewek yang tiba-tiba datang.
"Tuh ada ka Ve" ucap Beby.
"Ya udah deh" balas Niko.
Mereka semua kemudian bergegas pergi untuk makan.
Di rumah. Rizal menjatuhkan badannya ke kasur empuknya, saat sedang merebahkan tubuhnya, Melody menghampiri Rizal sambil membawa piring yang berisi potongan buah apel.
"Gimana futsalnya dek?" tanya Melody.
"Kalah dalam skor tapi menang dalam permainan, cuma selisih satu gol" jawab Rizal.
"Kamu main?" tanya Melody.
"Engga" jawab Rizal.
"Makan apa ka?" tanya Rizal.
"Apel" jawab Melody.
Rizal kemudian bangkit dan mengambil apel milik kakaknya.
"Mamah kemana ka?" tanya Rizal.
"Kerja" jawab Melody.
"Kenapa sih kerja terus, kan papah juga kerja, penghasilan papah kan besar banget" ucap Rizal.
Rizal lalu murung sambil terlentang kembali di kasurnya.
"Suatu saat nanti kamu pasti ngerti kenapa mamah kerja bantu papah, suatu saat nanti" kata Melody dalam hati sambil tersenyum melihat Rizal.
*To Be Continued*
ConversionConversion EmoticonEmoticon