"Zal, orangnya udah pulang sekolah belum?" tanya Alldy.
"Engga tau, yang penting ada ibunya" jawab Rizal.
Siang itu jalanan jakarta yang menuju rumah Sinka tidak begitu ramai, dan tidak membutuhkan waktu lama mereka berdua telah sampai di depan rumah Sinka dan Naomi.
"Zal, kayanya belum pulang deh mereka" ucap Alldy.
"Kita kan bukan mau ketemu mereka" balas Rizal.
"Permisi.. permisi.." teriak Rizal.
"Iya mas" ucap seorang ART yang muncul dan membukakan gerbang.
"Ibu ada?" tanya Rizal.
"Nyari ibu, ada di dalam, masuk aja" jawabnya.
Dengan seorang diri Rizal memasuki rumah dan menemui ibu dari Sinka dan Naomi.
"Siang tante" sapa Rizal.
"Hei, nak Rizal ya?" tanya ibu.
"Iya" jawab Rizal sambil tersenyum.
"Udah sembuh?" tanya ibu.
"Masih sedikit sakit sih" jawab Rizal.
"Motor kamu ada di garasi, ambil aja" ucap ibu.
"Iya, makasih tante, kalo gitu aku ambil motornya sekarang terus sekalian pamit pulang" balas Rizal.
"Iya, hati-hati di jalan" ucap ibu.
Setelah Rizal ijin dan pamit, dia dengan perlahan berjalan ke garasi. Dia memakai helm dan membawa motornya keluar dari garasi menuju Alldy yang sudah menunggunya di depan gerbang.
"Udah?" tanya Alldy.
"Udah" jawab Rizal.
Saat Rizal mau menyalakan mesin motornya, sebuah mobil dan beberapa motor datang dan berhenti di depan Rizal dan Alldy.
"Eh, ngapain kalian ke rumah Sinka?" tanya Yuda yang melihat Rizal dan Alldy.
"yuda.." sentak Naomi.
"Rizal, kamu engga apa-apa?" tanya Naomi yang berjalan mendekati Rizal.
Rizal hanya senyum sambil mengangguk.
Sinka hanya berdiri di depan motor Farel bersama teman-temannya yang lain.
"Sinka pake kado dari kamu kok" bisik Naomi.
"Makasih ka" balas Rizal.
"Ka, aku pamit ya" tambah Rizal.
"Iya, hati-hati ya" ucap Naomi.
Rizal pergi meninggalkan mereka semua dan di susul dengan Alldy di belakangnya.
Saat di jalan raya, Alldy dan Rizal berpisah. Sekarang Rizal pergi pulang untuk beristirahat kembali. Sesampai di rumah, Rizal memasukan motornya ke garasi dan dia dengan sempoyongan berjalan ke kamarnya. Saat ingin menaiki tangga dan menuju ke lantai dua, Rizal hampir jatuh kalau saja Melody tidak membantunya berdiri.
"Hari-hati dong dek" ucap Melody sembil merangkul Rizal.
"Akh" rintih Rizal.
"Kamu lagian masih sakit udak maksain sekolah, masih panas loh tubuh kamu" ucap Melody.
Rizal hanya tertawa pelan.
"Malah ketawa, yuk naik, pelan-pelan" ucap Melody.
Melody membantu Rizal untuk pergi ke kamarnya, setelah sampai, Rizal merebahkan tubuhnya di kasur.
"Nih ka" ucap Rizal memberikan seragam sekolahnya.
"Tuh kan, kamu masih demam" ucap melody yang memegang kening dan leher Rizal.
"Kamu udah makan?" tanya Melody.
"Belum ka" jawab Rizal.
"Kamu makan dulu, terus minum obat, baru tidur" ucap Melody.
"Iya ka" balas Rizal.
Melody pergi mengambil sepiring makanan , segelas air, obat, dan membawanya dengan cepat ke kamar Rizal. Rizal lalu memakan makanan yang dibawa oleh Melody. Setelah makan dan minum obat, Rizal pun melanjutkan dengan tidur. Melody dengan perlahan keluar kamar Rizal dan menutup pintunya rapat-rapat.
"Ka, Rizal baik-baik aja ga ya?" bisik Sinka di dapur.
"Kayanya baik, buktinya tadi dia ngambil motornya" balas Naomi.
"Tapi aku liat dia dari jauh, kalo dia kayanya masih sakit" ucap Sinka cemas.
"Kamu suka sama dia?" tanya Naomi.
"Eh?" jawab Sinka.
"Kakak masih panasaran, gimana kalian bisa kenal" ucap Naomi.
"Nanti aja ceritanya, sekarang bawain makanan ke meja makan buat anak-anak" tambah Naomi.
Sinka membawakan makanan ke meja makan yang sudah di tunggu oleh teman-temannya.
Hari berganti.
Keesokannya Rizal bersiap-siap untuk sekolah, dia sudah merasa lebih baik daripada hari kemarin. Setelah selesai sarapan, Rizal bergegas pergi ke sekolah, saat di jalan, di berhenti di depan halte bis.
"Mau bareng?" tanya Rizal.
"Eng, engga usah ka" jawab Nabilah.
"daripada telat, susah loh bis jam segini yang ke sekolah" ucap Rizal.
Nabilah berfikir sejenak.
"Eh, ya udah deh ka" balas Nabilah.
Nabilah pun menaiki motor Rizal dan mereka pergi ke sekolah.
"Tumben kamu nunggu bis?" tanya Rizal.
"Iya ka, mobilnya lagi di bengkel" jawab Nabilah.
"oh.." ucap Rizal.
Beberapa menit di jalan, akhirnya mereka sampai di sekolah dan menuju parkiran motor, dimana di sana ada Niko yang sedang duduk di atas motornya.
"Ka, makasih ya, aku ke kelas dulu" ucap Nabilah yang langsung pergi.
Niko sedikit sedih melihat Nabilah yang maninggalkan parkiran.
"Tumben lu di sini?" tanya Rizal.
"Iya, baru sampe" jawab Niko.
"Gue tadi ketemu dia di jalan, mobilnya di bengkel, pulang sekolah lu anter dia pulang" ucap Rizal.
Niko hanya tersenyum mendengar ucapan Rizal.
"Ya udah, yuk ke kelas" ucap Niko.
Di kelas, teman-temannya sudah pada berkumpul.
"Dy, hari ini kita latihan futsal" ucap Rizal.
"Futsal tiga hari lagi ya?" tanya Niko.
"Iya" jawab Alldy.
"Harus juara ya" potong Beby.
"Iya beb, doain aja semoga kita juara" ucap Alldy.
"Pertandingan pertama sorry ya cewek-cewek ga bisa ikut nonton" balas Ghaida.
"Oiya, bertepatan sama pemilihan ketua osis baru ya" ucap Niko.
"Semoga lu menang nal" tambah Niko.
"Aminn..." ucap Kinal.
"Butuh bantuan gue buat kampanye ga?" tanya Rizal.
"Yaaa... muka lu lagi engga bagus, nanti pendukung gue malah kabur" jawab Kinal.
Tidak lama mereka mengobrol, guru masuk, dan pelajaran pertama dimulai.
Saat pulang sekolah, Rizal dan anak futsal lainnya sudah berkumpul di lapangan.
"Gue kasih waktu nyantai satu jam, jam dua ngumpul lagi di lapangan, jangan telat" ucap Rizal.
"Makasih zal" ucap Niko pelan dan langsung berlari ke gerbang sekolah.
"Kenapa sama Niko?" tanya Alldy yang mendekati Rizal.
"Nabilah" jawab Rizal singkat.
Niko berlari ke gerbang sekolah, dan disana dia bertemu dengan Nabilah.
"Bil-bil, pulang bareng kakak ya" ucap Niko memegang tangan kiri Nabilah.
"Ih apaan sih ka, engga" balas Nabilah sambil melepas paksa tangannya.
"Jangan ganggu Nabilah lagi deh ka" potong Shania.
"Lagian kakak bukannya latihan futsal?" tanya Shania.
"Sama Rizal latihannya di undur satu jam, itu semua demi kamu" jawab Niko melihat Nabilah.
"Kok demi aku?" tanya Nabilah heran.
"Iya, jeda waktu itu buat anter kamu pulang, jangan bikin keputusan Rizal jadi sia-sia" jawab Niko.
"Ya udah bil, iya aja. Daripada bareng gue harus muter-muter dulu" bisik Shania.
"Ya udah iya" ucap Nabilah yang berjalan ke parkiran.
Niko dan Nabilah berjalan ke parkiran motor, sesampainya di sana, Niko menyalakan mesin motor.
"Ayo naik" ucap Niko semangat.
Dengan sedikit ragu-ragu, Nabilah menaiki motor Niko, setelah naik mereka berdua pergi.
Saat di jalan, mereka berdiam diri. Nabilah duduk sambil memegangi tas punggung Niko. Beberapa menit di jalan, mereka sampai di depan rumah Nabilah, di halaman depannya ada seorang ibu yang sedang menyirami tanaman.
"Makasih ya ka" ucap Nabilah dingin.
"Iya, salam ke mamah kamu itu" balas Niko.
Nabilah masuk ke halamannya dan salim dengan ibunya sedangkan Niko kembali ke sekolah untuk berlatih futsal.
*To Be Continued*
ConversionConversion EmoticonEmoticon