"Love Story" Part 26

"Rizalllll..." teriak Melody melihat Rizal yang bersandar dan tak sadarkan diri.

"Dek, bangun dek" ucap Melody mencoba membangunkan Rizal.

"Mbok.. mbok.." teriak Melody.

"Iya non" ucap mbok keluar rumah.

"Astaga, den Rizal kenapa?" tanya mbok.

"Aku juga ga tau, ayo angkat ke kamarnya" jawab Melody.

Mereka berdua dengan sekuat tenaga mengangkat Rizal dan nembawanya ke kamarnya.

"Aduh, demam lagi" ucap Melody memegang kening dan leher Rizal secara bergantian.

"Tolong bawain obat demam sama kompresan air hangat mbok" ucap Melody.

Si mbok bergegas pergi.

"Kok kamu bisa gini sih?" tanya Melody sambil menyelimuti Rizal.

Beberapa detik kemudian mbok pun datang membawa perlengkapan yang dipinta Melody, Melody langsung mengompres Rizal.

"Ya udah mbok, mbok boleh pergi" ucap Melody.

"Iya, kalo ada apa-apa panggil mbok aja ya" balas mbok.

"Iya" ucap Melody.

Melody dengan telaten mengganti kompresan Rizal agar tetap hangat.

Jam menunjukan jam satu pagi, Rizal masih tak sadarkan diri, hingga kompresan terakhir, Melody memutuskan untuk beristirahat. Dia tertidur di sebelah Rizal sambil kedua tangannya memegang tangan kiri Rizal.

"Aww.." rintih Rizal pelan.

Mendengar suara, Melody langsung terbangun.

"Kamu udah sadar dek?" tanya Melody.

"Jam berapa ka?" tanya Rizal.

"Jam dua pagi" jawab Melody yang melihat jam dinding.

"Kepala aku pusing banget ka" ucap Rizal memegangi kepalanya.

"Iya, kamu sekarang lagi demam, nih minum obat dulu" balas Melody memberikan sebutir obat dan segelas air mineral.

Dengan perlahan Rizal meminum obat itu.

"Kamu kok bisa gini sih?" tanya Melody.

Rizal mengatur nafasnya dan mengontor rasa sakitnya.

"Ada tiga orang, aku ga tau siapa mereka, yang pasti salah satu dari mereka kenal sama Naomi" ucap Rizal.

"Lagian ngapain sih kamu jalan sama dia" balas Melody.

"Akh.." rintih Rizal.

"Ah, tidur-tidur" ucap Melody membantu Rizal untuk merebahkan tubuhnya kembali.

"Ka, kalo kakak mau ke kamar kakak, pergi aja, aku udah ga apa-apa" ucap Rizal.

"Engga apa-apa gimana? kakak malam ini tidur di sini" balas Melody yang langsung menidurkan tubuhnya di sebelah Rizal.

Dengan perlahan Rizal kembali menutup matanya dan tertidur.

Jam menunjukan jam enam pagi, Melody masih tertidur di kamar Rizal.

"Non bangun" ucap mbok sambil memegang pundak Melody.

"Ehmm, jam berapa?" tanya Melody.

"Jam enam non, waktunya sekolah" jawab mbok.

"Oh iya" ucap Melody.

"Kamu gimana dek?" tanya Melody.

Melody kaget saat menoleh ke sebelahnya.

"Mbok, Rizal mana?" tanya Melody panik.

"Mbok juga ga tau" jawab mbok.

Selang beberapa detik.

"Et ada apa sih pagi-pagi udah rame?" tanya Rizal yang keluar dari kamar mandi sambil menghanduki rambutnya.

"Ka, kamu engga apa-apa?" tanya Melody kaget.

"Em, masih sedikit ada rasa sakit sih, tapi semuanya oke lah" jawab Rizal.

"Oiya, hari ini kakak ke sekolah bawa mobil aja ya, aku di jemput Alldy" tambah Rizal.

"Oh ya udah" balas Melody.

"Sekarang kakak sama mbok keluar dari kamar aku, mau ganti baju" balas Rizal.

Mereka berdua keluar dari kamar Rizal. Melody yang bergegas mandi dan mbok yang menyiapkan sarapan.

Selang beberapa menit, Rizal dan Melody turun dari lantai dua mereka menuju meja makan untuk sarapan.

"Dek, kakak duluan ya, kalo masih sakit jangan dipaksa buat sekolah loh" ucap Melody.

"Iya ka" balas Rizal.

"Oke kalo gitu, kakak berangkat" ucap Melody.

Melody lalu pergi meninggalkan Rizal sendiri di meja makan, tidak lama setelah Melody pergi, Alldy datang dengan motornya.

"Udah sembuh lu zal?" tanya Alldy.

"Hem, muka doang yang masih bengkak, ayolah berangkat" jawab Rizal.

Mereka berdua kemudian berangkat sekolah.

"Mah, aku berangkat dulu ya" ucap Sinka.

"Sinka cepet.." teriak Naomi.

"Ih kakak bawel" ucap Sinka yang berlari menghampiri Naomi.

Sinka pun masuk ke dalam mobil Naomi dan duduk di sebelahnya.

"Yuk ka berangkat" ucap Sinka yang sudah memasang sabuk pengaman.

"Happy birthday ya dek" ucap Naomi tiba-tiba.

"Eh?" balas Sinka.

"Ni ada kado buat kamu" ucap Naomi mengambil dua kado dari dalam tasnya.

"Repot banget sih ka sampe dua kado segala" balas Sinka memegang kedua kado tersebut.

"Satu dari kakak, satu lagi dari......." ucap Naomi gantung.

"Dari siapa?" tanya Sinka.

Naomi hanya melihat wajah Sinka dengan cemas.

"Dari Rizal?" tebak Sinka.

Naomi mengangguk pelan.

"Gimana keadaannya dia sekarang?" tanya Sinka.

"Engga tau deh, semoga baik" jawab Naomi yang mulai menginjak gas mobil.

Di jalan menuju sekolah, Sinka terus menatap kedua kado itu.

"Buka aja" ucap Naomi.

"Eh?" balas Sinka.

Sinka mulai merobek bungkus kado dari kakaknya.

"Jam tangan model panda" ucap Sinka yang langsung dia pakai.

"Bagus ga?" tanya Naomi.

"Bagus" jawab Sinka.

"Tinggal kado punya Rizal" ucap Sinka.

"Kakak juga ga tau apa isi kadonya" balas Naomi.

Dengan perlahan Sinka membuka kado dari Rizal.

"Kalung" ucap Sinka sambil mengangkatnya.

"Kalung?" tanya Naomi yang masih fokus menyetir.

"Iya, kalung. Ada inisial R sama S, ditengah inisial itu ada kepala panda" ucap Sinka.

Tanpa sadar Sinka mengeluarkan air mata.

"R..S mungkin Rizal Sinka, terus kepala panda yang ditengah itu sama dengan dan" balas Naomi.

Sinka mengelap air matanya dan langsung menggunakan kalung itu di lehernya.

"Kata Rizal, selamat ulang tahun" ucap Naomi.

"Iya" balas Sinka.

Disisa perjalan ke sekolah , Sinka diam bersandar sambil tangan kanannya memegangng kalung.

Sesampai di sekolah dan di kelas.

"Lu kenapa zal?" tanya Niko yang heran melihat muka Rizal.

"Muka lu kok memar?" tanya Kinal, Gahida bergantian, dan juga Beby, Ayana yang menanyakan tentang keadaan Rizal.

"Woyy..." teriak Rizal.

"Suara lu bikin kepala gue sakit, tanya aja ke Alldy, dia tau kejadiannya" tambah Rizal.

"Kenapa sama Rizal?" tanya Jeje lembut.

"Iya dy kenapa?" tanya Kinal.

"Kenapa?" tanya Ghaida, Beby, dan Ayana.

Dengan sabar Alldy menceritakan permasalahan yang menyangkut sahabat mereka.

Setelah selesai bercerita, Niko langsung marah.

"Sialan tuh anak" ucap Niko yang langsung berdiri.

"Liat aja kalo ketemu lagi, abis mereka" ucap Niko.

"Abis apa?" tanya seorang guru yang tiba-tiba masuk.

"Eh maaf bu" jawab Niko sambil tersenyum.

Pelajaran dimulai seperti biasa. Saat belajar Rizal seperti orang acuh tak acuh dengan pelajaran, tapi walau dia bersikap seperti itu, otaknya dengan otomatis bisa menyerap pelajaran yang dijelaskan oleh guru.

Jam istirahat tiba, seperti biasa, Kinal, Ghaida dan yang lainnya pergi ke kantin.

"Bakso gue" ucap Niko.

"Gue sama" sambung Alldy.

"Lu apa zal?" tanya Jeje.

"Mie ayam" jawab Rizal.

"Pesanin ya girls" ucap Niko.

"Iya" balas Ghaida.

"Ayo deh" ajak Kinal.

Dari kejauhan, Nabilah dan Shania sedang membeli jus.

"Bil, ka Rizal mukanya kenapa tuh?" tanya Shania.

"Kaya abis berantem" tambah Shania.

"Ah ga peduli gue" ucap Nabilah.

Diam-diam Nabilah melihat ke arah Rizal dan dia sedikit khawatir.

Tidak berapa lama, Kinal dan yang lainnya membawa pesanan milik Niko, Alldy, dan Rizal, Mereka semua makan bersama.

"Cie anak osis pada ngumpul di sini" ucap Ve yang tiba-tiba datang.

"Eh kenapa sama Rizal?" tanya Ve yang melihat muka Rizal.

"Nanti aku kasih tau di rumah" jawab Niko.

"Eh ada ketua osisnya" balas Kinal.

"Oiya, seminggu lagi ada pemilihan ketua osis baru, kelas ini yang ikut cuma Kinal doang" ucap Ve.

"Kita kan futsal" balas Niko.

"Iya, semoga Kinal bisa gantiin posisi aku sebagai ketua osis" ucap Ve.

"Amin.." balas Kinal dan teman-temannya.

Setelah mereka selesai makan, mereka beranjak ke kelas. Saat berjalan Rizal masih lemas dan di bantu oleh Alldy.

"Dy, baliknya ke rumah cewek yang kemarin ya" ucap Rizal.

"Cewek yang kemaren itu, salah satunya cewek lu ya?" tanya Alldy penasaran.

"Bukan, anter gue ambil motor" jawab Rizal.

"iya, tenang aja, gue anter" ucap Alldy.

Belajar kembali di lanjutkan.

Saat pulang sekolah.

"Je, hari ini aku harus anter Rizal" ucap Alldy.

"Iya, aku pulang bareng Kinal ini" balas Jeje.

"Maaf ya" ucap Alldy.

"Iya, kasian tuh Rizal nungguin kamu" balas Jeje.

Alldy lalu meninggalkan Jeje dan pergi ke parkiran bersama Rizal.

"Naik zal" ucap Alldy.

Dengan perlahan Rizal menaiki motor Alldy.

"Siap?" tanya Alldy.

"Yoo.." jawab Rizal.

*To Be Continued*
Previous
Next Post »
Thanks for your comment