"Love Story" Part 42

Sepulang sekolah, Niko mengundang teman-temannya untuk makan bersama. Saat jam delapan malam kurang, Rizal sudah menjemput Sinka.

"Cantik ga sih aku kaya gini?" tanya Sinka.

"Kan pernah aku bilang, walau kamu pake celana jeans, sepatu tali, kaos sama sweater, kamu tuh tetep cantik" jawab Rizal.

"Ih gombal" ucap Sinka.

"Kenyataan, ya udah naik sekarang" balas Rizal.

Sinka lalu menaiki motor Rizal, setelah itu mereka langsung berangkat. Sesampainya di cafe, Niko dan yang lainnya sudah berkumpul.

"Maaf ya lama" ucap Rizal.

"Iya ga apa-apa" balas Niko.

"Itu siapa zal?" tanya Kinal melirik Sinka.

"Oh ini, kenalin namanya Sinka, temen gue" jawab Rizal.

"Hai, aku Sinka" ucap Sinka.

Sinka lalu berkenalan dengan teman-temannya Rizal.

"Udah pada ngumpul, langsung pesen makanan aja" ucap Niko.

Mereka semua lalu memesan makanan.

"Selamat ya bil, kamu udah balikan lagi sama Niko" ucap Rizal.

"Iya kak, makasih" balas Nabilah sambil tersenyum.

"Kamu udah sehatan?" tanya Beby.

"Udah, istirahat sebentar langsung baikan lagi" jawab Nabilah.

"Oiya sin, kamu sekolah dimana?" tanya Kinal.

"Di SMA K" jawab Sinka.

"Zal, lu ga pernah cerita kalo punya temen dari SMA K" ucap Ghaida.

"Kan ga semuanya harus gue ceritain, nanti juga pada saatnya kalian pada kenal" balas Rizal.

Tidak lama pesanan pun datang.

"Langsung makan" ucap Jeje.

"Selamat makan" sambung Shania.

Mereka semua mulai menyantap makanan mereka. Saat Rizal sedang ingin menyuap, dia menahannya di depan mulut.

"Ini apaan?" tanya Rizal mengangkat sendok yang berisi sesuatu.

"Masa kamu ga tau, itukan udang" jawab Sinka.

"Eh udang? jangan lu makan zal" ucap Alldy.

"Ya ini ga gue makan, kok ada daging udang di makanan gue" balas Rizal.

"Kenapa emang zal?" tanya Kinal, Jeje, Beby, Ayana, dan Niko.

"Ga apa-apa" jawab Rizal.

"Pesen makan baru aja" ucap Alldy.

"Gue udah ga nafsu makan" balas Rizal menaruh sendok di piring dan langsung pergi ke luar cafe.

Melihat Rizal pergi, Sinka langsung mengikutinya.

"Kenapa sama Rizal?" tanya Kinal.

"Apa dia takut sama udang?" tanya Ayana.

"Ah masa dia takut sama gituan, udang kan enak" jawab Ghaida.

"Kamu tau dy kenapa Rizal gitu?" tanya Jeje.

"Hah, dia tuh sebenernya..............."

"Zal tunggu" ucap Sinka.

Rizal lalu menghentikan langkahnya, mereka berdua duduk di depan cafe sambil menatap langit malam.

"Bintangnya indah ya" ucap Sinka.

"Kamu ngeledek aku?" tanya Rizal.

"Eh? oiya maaf" jawab Sinka.

"Kamu tadi kenapa sih ga jadi makan? masa cuma gara-gara udang?" tanya Sinka.

"Aku alergi makan udang" jawab Rizal.

"Kok bisa?" tanya Sinka heran.

"Aku juga ga tau, aku makan udang cuma sekali dan itu juga jadi terakhir kalinya. Waktu aku masih SD kelas 6, aku engga sengaja makan udang, baru aku kunyah beberapa kali, aku langsung batuk-batuk, dada aku sesak, dan sulit nafas, untung aku langsung dibawa ke rumah sakit. Sejak saat itu aku ga bisa makan udang" jawab Rizal.

"Oh gitu, gue baru tau kalo Rizal alergi sama gituan" ucap Niko.

"Terus lu kenapa baru cerita?" tanya Ghaida.

"Kan lu semua baru tanya gue sekarang" jawab Alldy.

"Kak Rizal itu baik-baik ga di luar?" tanya Shania.

"Tenang aja, kalo Rizal sama Sinka, udah pasti aman" jawab Jeje.

"Kalo gitu sekarang kita masuk ke cafe lagi terus kamu mesen makanan yang lain" ucap Sinka.

Saat Sinka menarik tangan Rizal, Rizal pun menarik tangan Sinka hingga dia menoleh.

"Apa?" tanya Sinka.

"Bisa kita ga makan disini?" tanya Rizal.

"Kenapa?" tanya Sinka.

"Aku lagi ga mau makan disana untuk sekarang" jawab Rizal.

"Bisa kita makan ditempat lain?" tanya Rizal.

"Temen-temen kamu?" tanya Sinka.

"Mereka pasti ngerti" jawab Rizal.

"Ya udah, kalo gitu kita makan di rumah aku aja" ucap Sinka.

"Oke, aku setuju" balas Rizal.

Sebelum pergi, Rizal mengirim pesan singkat ke Niko, setelah itu, Rizal dan Sinka pergi.

"Rizal lama amat di luar" ucap Kinal.

"Dia ga ke sini, dia makan di tempat lain sama Sinka" balas Niko.

"Tau dari mana?" tanya Beby.

"Barusan dia ngeline gue" jawab Niko.

Beberapa menit di jalan, mereka sampai di rumah Sinka.

"Yuk masuk" ajak Sinka.

Mereka berdua memasuki ruang tamu.

"Cepet amat?" tanya Naomi.

"Ga jadi makan malemnya" jawab Sinka.

"Loh kenapa?" tanya Naomi.

"Aku maunya makan malem di rumah sama Rizal" jawab Sinka.

"Sabar ya zal, pasti kamu terganggu?" tanya Naomi.

"Ga kok kak, malah aku seneng" jawab Rizal.

"Kebetulan sih, ini juga lagi mau makan malem" ucap Naomi.

"Kalo gitu sekarang kita langsung ke meja makan" sambung Sinka.

"Yuk zal" ajak Naomi.

Mereka bertiga lalu ke meja makan, di sana Rizal bertemu dengan kedua orang tua Sinka dan Naomi.

"Eh nak Rizal" ucap mamah.

"Eh tante" balas Rizal.

"Halo om" tambah Rizal.

Rizal kemudian salim ke ayah dan ibunya Sinka.

"Pasti belum makan ya?" tanya mamah.

"Belum mah" jawab Sinka.

"Ya udah, kita makan bareng" ucap papah.

Mereka berlima kemudian makan bersama, sesekali Rizal ditanya tentang rumah dan sekolahnya oleh ayah Sinka. Kehangatan sungguh terasa di meja makan. Setelah selesai makan, Rizal berdiri di teras depan.

"Hai zal" sapa Sinka menghampiri.

"Eh Sinka" balas Rizal.

"Kamu lagi mikirin apa?" tanya Sinka.

"Ah engga, aku cuma mikir beruntungnya kamu sama kak Naomi punya kedua orang tua yang ada buat kalian" jawab Rizal.

"Emang papah sama mamah kamu kenapa?" tanya Sinka.

"Mereka tiap harinya selalu kerja, mereka ga ada waktu buat anaknya, mereka tuh lebih peduli sama perusahaan dari pada anaknya sendiri" jawab Rizal.

"Mungkin ada alasannya kenapa orang tua kamu kaya gitu" ucap Sinka.

"Terus kamu sendirian dong di rumah?" tanya Sinka.

"Engga, untung ada kakak aku yang selalu nemenin aku" jawab Rizal.

"Pasti kamu sayang banget sama kakak kamu?" tanya Sinka.

"Sayang, sayang benget sama dia, cuma dia yang selalu ada buat aku" jawab Rizal.

"Ya udah, tapi semua pasti ada alesannya, mungkin suatu saat nanti kamu tau kenapa otang tua kamu kaya sekarang" ucap Sinka.

"Iya, semoga" balas Rizal.

Saat jam 10 malam, Rizal berada di depan rumah Sinka dan ditemani oleh Sinka.

"aku pulang dulu ya" ucap Rizal.

"Hati-hati di jalan" balas Sinka.

"Iya, makasih ya atas makan malemnya, makanannya enak-enak, salam juga ke papah sama mamah" ucap Rizal.

"Iya" balas Sinka.

Rizal mulai menyalakan motornya.

"Dah" ucap Rizal.

"Dah.." balas Sinka.

Rizal kemudian pergi pulang.

Keesokan harinya di sekolah saat jam istirahat, Sinka di kelas sedang berkumpul dengan teman-temannya, hingga Farel, Yuda, dan Bagas datang.

"Sin, kamu semalem habis ngapain sama Rizal?" tanya Farel.

"Eh? maksud kamu apa?" tanya Sinka.

"Jangan pura-pura deh, aku semalem liat Rizal di depan rumah kamu, terus kamu ngobrol sama dia" jawab Farel.

Sinka seketika diam, dia terlihat sedikit bingung.

"Bener Rizal semalem ke rumah kamu?" tanya Viny.

"Iya, malah dia abis makan malem di rumah aku" jawab Sinka.

"Kamu serius?" tanya Yupi.

Sinka hanya mengangguk.

"Jadi kamu selingkuh sama dia?" tanya Farel kesal.

"Bukan, dia dateng buat ketemu sama kak Naomi" jawab Sinka.

"Aku ga percaya sama kamu" ucap Farel.

"Yang diomongin Sinka itu bener" ucap seseorang yang tiba-tiba memasuki kelas.

*To Be Continued
Previous
Next Post »
Thanks for your comment