"Love Story" Part 33

Melody menangis sambil memeluk Rizal erat, selang beberapa detik Rizal melepaskan pelukannya.

"Kenapa nangis ka?" tanya Rizal sambil memegang kedua pundak Melody.

Melody diam, dia hanya mengusap pipinya.

"Apa ini ada hubungannya sama ka Reza?" tanya Rizal.

Melody mengangguk pelan.

"Kenapa? apa masalahnya?" tanya Rizal.

Melody mencoba menenangkan dirinya.

"Kalo aku cerita ini masalah ada hubungannya sama Rizal, pasti Rizal ngerasa jadi ga enak" kata Melody dalam hati.

"Engga kok, ga ada masalah" jawab Melody.

"Kalo ga ada masalah, ga mungkin kakak nangis kaya tadi" ucap Rizal.

"Ka Reza kenapa?" tanya Rizal.

Melody melihat wajah Rizal yang cemas.

"Kakak sadar kalo ka Reza ga cocok buat kakak" jawab Melody.

"Bener? itu masalahnya?" tanya Rizal.

Melody kembali mengangguk.

"Ya udah kalo gitu, masih banyak cowok di luar sana yang mengharapkan cinta kakak" ucap Rizal.

Mereka berdua kembali duduk di ayunan dan menatap langit malam.

"Ka, bintang itu indah ga sih ka?" tanya Rizal yang melihat langit.

"Indah, coba deh liat bintang yang itu" jawab Melody menunjuk salah satu bintang yang bersinar di langit.

Rizal langsung menoleh ke arah Melody dengan tatapan dinginnya.

"Eh?" ucap Melody yang sedikit grogi dilihat Rizal.

"Kan kakak tau kalo aku ga bisa liat bintang" ucap Rizal.

"Oh iya, kakak lupa" balas Melody.

"Ngeledek nih?" tanya Rizal.

"Hehe, maaf-maaf" jawab Melody.

"Oiya, kakak ke kamar dulu ya, mau ganti baju" tambah Melody.

Melody pun berdiri dan pergi, saat dia hendak melangkah, tangan Rizal memegang tangan kiri Melody, Melody langsung melihat tangan Rizal yang memegang tangannya.

"Kok perasaan aku jadi aneh gini ya" kata Melody dalam hati.

"Ka, tadi udah makan belum?" tanya Rizal.

"Belum, kenapa emang?" tanya Melody.

"Kalo gitu aku aja yang ganti baju, kita makan malem di luar" jawab Rizal.

"Oke kalo gitu" ucap Melody.

Rizal langsung berdiri dan pergi ke kamarnya.

"Kunci mobil ada di kamar kakak" teriak Melody.

Melody langsung ke ruang tamu untuk menunggu Rizal. Selang beberapa menit Rizal turun dari lantai dua dan menghampiri Melody yang sudah menunggunya.

"Siap?" tanya Rizal.

"Tunggu-tunggu" jawab Melody.

Melody merapihkan pakaian Rizal.

"Kakak baru sadar kalo adik kakak ini ganteng banget" ucap Melody.

"Haha, baru sadar?" tanya Rizal.

Melody hanya tersenyum.

"Yuk ah berangkat" ajak Rizal.

Mereka berdua berjalan ke garasi untuk mengambil mobil dan pergi ke restoran di jakarta.

Sesampai di sana, Rizal dan Melody langsung memesan makanan.

"Ini silahkan buat pasangan muda" ucap pelayan yang membawa pesanan mereka.

"Kita adik-kakak" balas Rizal.

"Oh maaf-maaf" ucap pelayan yang langsung pergi.

"Udah dek, langsung kita makan" ucap Melody.

Mereka langsung menikmati makanan mereka, selang beberapa menit, mereka selesai.

"Pulang ka" ajak Rizal.

"Yuk" ucap Melody.

Rizal memberikan kunci mobil ke Melody.

"Apaan nih?" tanya Melody heran.

"Kakak yang nyetir" jawab Rizal.

mereka lalu bergegas pulang.

Keesokan harinya di sekolah. Rizal hanya melihat timnya berlatih dari pinggir lapangan, saat sedang asik latihan, Dhike, Frieska, dan Vanka menghampiri mereka.

"Besok kalian bertanding ya?" tanya Dhike.

"Semoga menang deh" sambung Vanka.

"Mereka cantik, tapi perilakunya ga" bisik Niko ke Alldy.

"kok Rizal ga latihan juga?" tanya Frieska.

"Itu biar jadi urusan gue" jawab Rizal.

"Kayanya udah bosen nih jadi kapten tim futsal?" tanya Dhike.

"Urusan kapten, pelatih yang bisa nentuin, dan hanya pelatih juga yang bisa ngelepas kapten dari Rizal" jawab Alldy.

Dhike terlihat kesal, dia dan dua temannya langsung pergi.

"Pergi gih jauh-jauh dari sini" ucap Niko pelan.

"Ayo-ayo latihan lagi" teriak Rizal.

Siang menjelang, sekolah dibubarkan.

"Eh gengs, gue duluan ya" ucap Rizal.

"Iya-iya" balas Kinal dan yang lainnya.

Rizal pergi meninggalkan mereka.

"Eh, kita ke cafe dulu yuk" ajak Ghaida.

"Yuk-yuk" ucap Ayana.

"Kinal bawa mobil ini kan?" tanya Beby.

"Bawa, ya udah yuk" jawab Kinal.

Mereka berempat bergegas pergi ke parkiran sekolah dan pergi ke cafe tempat mereka biasa berkumpul.

Saat di cafe.

"Boleh aku duduk di sini?" tanya seorang cewek.

"Eh ka, ayo duduk di sini" jawab seorang cowok.

"Sendiri aja jal?" tanya cewek itu.

"Iya sendiri, ka Naomi juga sendiri?" tanya Rizal.

"Iya" jawab Naomi.

"Sinkanya mana?" tanya Rizal.

"Ciee, yang nyariin Sinka" jawab Naomi.

"Aku mau ngomong tentang Sinka" tambah Naomi.

"Eh? ya udah ka, ngomong aja" ucap Rizal.

"Jadi Sinka .............."

"Eh, itu kan Rizal" ucap Ghaida yang menunjuk seseorang.

"Mana-mana?" tanya Beby dan Ayana.

"Itu yang sama cewek" jawab Ghaida.

"Oh iya, gue liat" ucap Kinal.

"Iya, aku juga liat" sambung Beby.

"Itu pacar Rizal?" tanya Ayana.

"Kok ga pernah cerita dia kalo udah punya pacar" jawab Kinal.

Mereka berempat duduk sedikit jauh dari Rizal.

"Jadi gitu zal" ucap Naomi.

Rizal berfikir sejenak.

"Kalo gitu aku boleh minta tolong ka?" tanya Rizal.

"Apa?" tanya Naomi.

"Tolong ............."

"Ngomong-ngomong mereka lagi apa ya?" tanya Ayana.

"Ga tau, lagi pacaran kali" jawab Beby.

"Bisa ka?" tanya Rizal.

"Bisa-bisa, kalo gitu aku pamit pulang dulu ya" jawab Naomi.

Naomi langsung pergi meninggalkan Rizal.

Keesokan harinya, SMA J bersiap-siap bertanding melawan SMA 333 di sekolah SMA 333.

Babak pertama di mulai, di babak itu, Rizal hanya duduk di bangku cadangan, 20 menit babak pertama berakhir, mereka beristirahat. Babak pertama tim J unggul dengan skor 4 - 2. Saat babak ke dua dimulai, Rizal pun bermain. Saat pertandingan selesai, mereka semua berjabat tangan.

"Kita menang lagi, 7 - 3" ucap Niko.

"Iya, gue masukin tiga gol" balas Rizal.

Sesudah berjabat tangan, SMA J pergi kembali ke sekolah mereka.

Malam tiba, Rizal hanya termenung di balkon kamarnya seorang diri.

"Sinka, udah lama gue ga liat senyum lu" kata Rizal dalam hati.

Keesokan harinya saat di sekolah.

"Ada berita penting nih" ucap Alldy.

"Apa?" tanya Niko.

"Dua tim pemenang dari setiap grup udah ada, dan kemaren udah di kocok lagi" jawab Alldy.

"16 besar ya?" tanya Rizal.

"Terus gimana?" tanya Niko.

"Kita satu blok sama SMA K" jawab Alldy.

"Jadi kita beda blok sama SMA T" ucap Niko.

"Intinya, di perempat final kita lawan SMA K, terus finalnya lawan SMA T" sambung Rizal.

"Iya, bisa dikatakan seperti itu" ucap Alldy.

Disela-sela percakapan, Rizal mengeluarkan sepucuk surat.

"Nih dy" ucap Rizal memberikan surat itu.

"Apa ini zal?" tanya Alldy yang mengambil surat Rizal.

"Surat izin gue, tapi buat binggu depan" jawab Rizal.

"Cieileh, izin ke mana lu?" tanya Niko.

"Ada lah, itu juga tau jadi tau engga" jawab Rizal.

"Ya udah, kalo minggu depan lu ga masuk, gue kasih surat ini ke guru" ucap Alldy.

"Nah itu, thank ya" balas Rizal.

Seminggu berlalu, saat siang hari, Rizal berjalan-jalan di mall sendirian.

"Eh, itukan cewek yang waktu itu sama Farel" ucap Rizal pelan sambil melihat salah satu cewek yang duduk di KFC.

Rizal memberanikan diri untuk menghampirinya.

"Boleh duduk di sini?" tanya Rizal.

"Eh iya silahkan" jawabnya.

Rizal memperhatiakan wajahnya dengan seksama.

"Cantik juga, eh" kata Rizal dalam hati.

"Lagi nunggu Farel ya?" tanya Rizal.

"Iya" jawab Ochi.

"Kok tau?" tanya Ochi.

"Nebak aja" jawab Rizal.

"Tapi, kamu siapa ya?" tanya Ochi.

"Aku temennya Farel, nama aku Yuda" jawab Rizal berbohong.

"Oh, temennya Ferel, aku Ochi" ucap Ochi.

"Iya, ngomong-ngomong kamu siapanya Farel ya?" tanya Rizal.

"Aku, aku temen SMPnya dia" jawab Ochi.

"Oh, tapi hari ini bukannya Farel sama pacarnya jalan?" tanya Rizal.

"Sinka maksudnya? kata Farel sih dia ga ada janji jalan sama Sinka" jawab Ochi.

"Iya sih, kalo dia jalan sama Sinka pasti lu ga ada di sini" ucap Rizal.

"Keterlaluan Farel" kata Rizal dalam hati.

"Kalo gitu aku permisi dulu ya" ucap Rizal.

"Iya-iya, silahkan" balas Ochi.

Rizal bergegas pergi ke luar mall, dia menelpon Melody untuk menjemputnya di depan Mall.

"Mah, aku pamit dulu ya" ucap Sinka.

"Yakin ga mau sama ka Naomi perginya?" tanya ibu.

Naomi melirik Sinka.

"Ah engga, ada Farel ini" jawab Sinka.

"Cie, biar aja mah, mereka kan mau sekalian pacaran" ucap Naomi.

"Ah apa sih ka, ya udah ka, anter aku" balas Sinka.

Setelah Sinka pamit, dia pun diantar pergi oleh Naomi.

Di mall, Rizal menunggu Melody dengan sedikit cemas.

"Ah, udah jam 3 sore kan" ucap Rizal pelan sambil melihat jam tangannya.

10 menit menunggu, Melody akhirnya datang, Rizal langsung masuk ke dalam mobil Melody.

"Yuk ka langsung" ucap Rizal.

Mereka berdua pergi meninggalkan mall.

"Mana sih Farel, udah jam 3 lewat 15 menit belum dateng juga, udah tau 20 menit lagi kereta berangkat" ucap Sinka pelan sambil melihat layar HPnya.

Sinka duduk sendiri di stasiun gambir, dia menunggu Farel datang.

"10 menit lagi nih" ucap Sinka panik.

Sinka menelpon Farel. Saat baru menelpon.

"Maaf aku telat" ucap seorang cowok yang berdiri di belakang Sinka.

"Kok baru dateng sih rel, hampir telat nih" balas Sinka yang menoleh ke belakang.

Saat menatapnya, Sinka terdiam sambil sedikit kaget.

*To Be Continued*
Previous
Next Post »
Thanks for your comment