"Love Story" Part 16

Ve, Sendy dan Gaby menemui Rizal dan Alldy yang sedang istirahat di lapangan.

"Tumben kakak-kakak yang kece pada ke sini, ada apa?" tanya Rizal.

"Engga, cuma mau ngasih tau doang, nanti waktu pertandingan futsal, murid SMA J boleh ikut nonton, tapi kita cuma dibatas 150 tiket" jawab Ve.

"Iya, terus?" tanya Rizal.

"Kamu kan kapten tim futsal..."

"Kok tau sih?" ucap Rizal memotong ucapan Sendy.

"Iya lah. Beritanya udah nyebar" balas Sendy.

"Jadi, 150 tiket itu kamu jual. Berapa harganya Ve?" ucap Gaby.

Ve melihat Niko yang sedang mendekati Nabilah.

"Hai, boleh kenalan ga?" tanya Niko.

"Eh, boleh" jawab Nabilah.

"Aku Niko" ucap Niko mengulurkan tangan.

"Aku Nabilah" ucap Nabilah sambil membalas uluran tangan Niko.

"Aku Shania" ucap Shania.

"Oiya, kamu kelas berapa?" tanya Niko.

"Aku sama Shania kelas 10 IPS 2" jawab Nabilah yang pandangannya melihat ke arah Rizal.

"Oh anak IPS" ucap Niko.

"Kalo kakak?" tanya Shania.

"Kalo aku, aku kelas 11 IPA 1, sekelas sama ka Rizal" jawab Niko.

"Ka Rizal kok ngobrol sama ka Ve sih" kata Nabilah dalam hati yang masih melihat Rizal.

Shania yang melihat Nabilah sedang memperhatikan yang lain, dia pun menyenggol Nabila.

"Hei bil" bisik Shania.

"Oiya ka Niko, kayanya kita harus ke kelas deh" ucap Nabilah.

"Oh ya udah" balas Niko.

Nabilah dan Shania lalu pergi menuju kelas mereka.

"Ve, harga tiket berapa?" tanya Gaby sambil menyenggol tangan Ve.

"Eh maaf. satu tiket harganya 3rb, kalo beli dua jadi 5rb" jawab Ve.

"Oh ya udah" ucap Rizal.

"Tiketnya mana?" tanya Alldy.

"Nanti ambil di ruang osis" jawab Sendy.

Tidak lama, Niko datang dengan wajah yan berseri-seri.

"Seneng banget kayanya adik lu Ve" ucap Gaby.

"Iya dong ka, kayanya sang dewi cinta sudah menancapkan panah asmaranya ke hatiku" balas Niko.

"Huhuhu, omongannya dewasa banget" ucap Sendy.

"Biasalah adik gue emang gitu" ucap Ve.

"Nik, ambilin tiket futsal di ruang osis" ucap Alldy.

"Iya sono, ikut kakak lu" tambah Rizal.

"Ya udah iya" ucap Niko.

"Ya udah kalo gitu, kita pergi dulu" ucap Ve.

Niko pergi mengikuti Ve dan dua temannya ke ruang osis.

"Kayanya Niko langsung jatuh cinta sama cewek yang namanya Nabilah itu" ucap Alldy.

"Iya, tinggal lu sama Jeje ya" balas Rizal.

"Ah apaan sih lu" ucap Alldy.

"Ya elah, ga usah di tutup-tutupin, setiap nyinggung soal Jeje, lu pasti salting, kalo suka bilang langsung" balas Rizal.

"Tapi zal" ucap Alldy gantung.

"Tapi apa?" tanya Rizal.

"Tapi kayanya dia belum bisa move on dari mantannya deh" jawab Alldy.

"Maksud lu si Patrick?" tanya Rizal.

"Iya.." jawab Alldy.

"Kalo emang bener, ini nih waktu yang tepat, lu harus bisa jadi obat move on dia, dari pada dia nyari obat move on lain" ucap Rizal.

"Iya juga sih" balas Alldy.

"Iya lah, kejar. Abis ini ajak dia nonton, gue yakin lu pasti bisa gantiin Patrick di hatinya Jeje" ucap Rizal.

"Semoga. Makasih bro" balas Alldy.

"Iya, sama-sama" ucap Rizal.

"Oiya, lu nanti sama siapa?" tanya Alldy.

"Ah gampang gue mah" jawab Rizal.

"Gimana kalo lu sama sepupu gue aja" ucap Alldy.

"Sepupu? Siapa?" tanya Rizal penasaran.

"Ada lah pokoknya, cantik kok. Ga mungkin gue kasih yang biasa ke lu" jawab Alldy.

"Ya udah, atur aja sama lu" ucap Rizal.

"Oke siap" balas Alldy.

Tidak lama, bel tanda masuk pelajaran berbunyi. Rizal dan Alldy bergegas berganti baju dan pergi melanjutkan kegiatan pembelajaran.

Saat pulang sekolah, Alldy mengikuti saran Rizal untuk mengajak Jeje nonton.

"Je, balik dari sini ada acara ga?" tanya Alldy.

"Em, acara? ga ada, emang kenapa?" tanya Jeje.

"Aku sih mau ngajak kamu nonton" jawab Alldy.

"Berdua doang?" tanya Jeje.

"Iya" jawab Alldy.

"Gue ikut dong" potong Kinal.

"Ikut..." tambah Ghaida, Beby, dan Ayana.

"Aduh, gagal ni" kata Alldy dalam hati.

"Uhuk.. Ukuk.. ehem.. ehem.." pekik Rizal sambil mengedip ke Kinal, Ghaida, Beby, dan Ayana.

Mereka sadar dengan kode Rizal, hanya Ayana yang biasa saja.

"Eh ga jadi deh. Gue harus nganter nyokap gue ke salon" ucap Kinal.

"Gue juga. Gue ada latihan tinju" tambah Ghaida.

"Kita juga sama. Aku sama Ayana mau buat artikel untuk mading" ucap Beby.

"Eh, emang iya ya beb? kok dadakan?" tanya Ayana heran.

"Iya, udah iya aja" balas Beby.

"Ah, padahal udah seneng kalian ikut" ucap Jeje.

"Ada Alldy ini" balas Rizal.

"Ya udah deh" ucap Jeje.

"Kalo gitu gue sama Jeje duluan ya" potong Alldy.

"Hati-hati bro" ucap Rizal.

"Selamat bersenang-senang" tambah Kinal.

Mereka berdua pergi meninggalkan yang lain.

"Untung lu tadi kasih kode ke kita" ucap Ghaida.

"Iyalah" balas Rizal.

"Ga nyadar loh kita" ucap Kinal.

"Ada apa sih kok kita ga jadi nonton?" tanya Ayana penasaran.

"Iya, kenapa lu pada ga jadi cuma gara-gara Rizal batuk" sambung Niko.

"Ih, Alldy lagi pendekatan sama Jeje, biarin mereka berdua" ucap Beby.

"Oh mereka mau cemewew?" tanya Niko.

"Nah.." balas Kinal, Ghaida, dan Beby.

"Iya-iya, gue paham sekarang" ucap Niko.

"Aku belum" potong Ayana.

"Ih, nanti aku jelasin, sekarang kita pulang" ucap Baby menarik tangan Ayana.

Saat ditempat bioskop, Alldy dan Jeje sedang menunggu film dimulai sambil duduk ditempat yang sesuai tiket dan juga memakan pop corn.

"Filmnya masih lama ya?" tanya Jeje.

"Tunggu, bentar lagi" jawab Alldy sambil melihat wajah Jeje yang sedikit cemberut.

"Kamu lucu deh kalo lagi cemberut" ucap Alldy.

"Ih gombal" balas Jeje tersenyum.

"Ih bener" ucap Alldy.

Film pun dimulai. sesekali Alldy menoleh ke Jeje sambil tersenyum. Tidak jarang Jeje menoleh ke Alldy juga, hingga mereka berdua saling bertatapan. Dua jam berlalu, film pun selesai.

"Je, udah beres" ucap Alldy.

"Laper" balas Jeje manja.

"Ya udah yuk kita makan dulu di MCD" ucap Alldy.

"Bangunin" balas Jeje.

Alldy ke Jeje, Alldy kemudian menarik lengan Jeje hingga dia beranjak dari tempat duduknya. Sepanjang jalan menuju MCD, Alldy masih menggenggam tangan Jeje tanpa tersadar.

"Lama-lama gue mulai nyaman sama Alldy, walau pun sebenarnya sifat Rizal lah yang mirip sama Patrick" kata Jeje dalam hati.

*To Be Continued*

Previous
Next Post »
Thanks for your comment