"Kita udah latihan dengan baik, hari ini ga ada latihan, biar besok pas pertandingan kita ga ada yang cedera, gue cuma minta fokus buat besok, yakinkan dalam diri kalian kalo sekolah kita akan menang" ucap Rizal.
"Kalian siap?" teriak Rizal.
"Siaaappp....!" balas semua pemain.
"Oke, hari ini cukup sampai di sini, dan kalian boleh bubar" ucap Rizal.
Semua pemain membubarkan diri, kecuali Rizal, Niko, dan Alldy yang masih di lapangan.
"Ga kerasa ya besok udah pertandingan lagi" ucap Alldy.
"Iya, gue mau balas dendam, soalnya tahun kemaren sekolah kita kalah" balas Niko.
"Bermain kalo tujuannya buat balan dendam ga akan bener, lagian belum tentu kita menang besok" potong Rizal.
"Anjir, kok lu kaya ga optimis bro?" tanya Niko.
"Gue masih tetep optimis, tapi gue punya rencana B" jawab Rizal.
"Rencana B apa?" tanya Alldy penasaran.
"Nanti juga kalian tau" jawab Rizal.
"Oiya, kemaren gimana sama Jeje?" tanya Rizal.
"Ya gitu, sukses lah pokoknya" jawab Alldy.
"Udah jadian dong?" tanya Niko.
"Hehe, kalo itu belum, rencana kalo besok futsal menang gue mau nembak Jeje" jawab Alldy.
"Kalo saran gue jangan, lu kalo nembak dia pas tim kita menang, lu harus nembak dia sambil angkat piala juara 1 di final nanti" potong Rizal.
"Ah kelamaan, mending besok" ucap Alldy.
Rizal hanya tersenyum mendengar ucapan Alldy. Dan dia pun pergi ke kelas.
Sampai di kelas. Rizal menghampiri Kinal dan yang lainnya.
"Semangat kapten buat besok" ucap Kinal.
"Lu semua pada nonton kan?" tanya Niko.
"Nonton lah, apa sih yang ga buat temen" jawab Ghaida.
"Semangat ya al" ucap Jeje.
"Iya" balas Alldy.
"Cie-cie, udah jadian kalian berdua?" tanya Beby.
"Makan-makan" tambah Ayana.
"Ah apaan sih" ucap Alldy.
"Ih Alldy mukanya merah" ucap Kinal.
"Jeje juga" tambah Niko.
Rizal melihat teman-temannya yang begitu bahagia, dia tersenyum senang, tapi Rizal sebenarnya merasa bingung karena pertandingan besok.
Saat di rumah. Rizal sudah siap-siap untuk pergi.
"Mau kemana dek?" tanya Melody.
"Mau cari suasana sore hari, biar besok santai pas pertandingan" jawab Rizal.
""Oh besok ya pertandingannya" ucap Melody.
"Iya, ya udah aku pergi" balas Rizal.
"Hati-hati" ucap Melody.
Rizal pergi ke taman kota dengan motornya, sesampai di sana, dia lalu memarkirkan motornya didekat taman kota.
"Ah rame" ucap Rizal pelan.
Dia lalu mencari tempat duduk.
"Buset dah, yang lain mah pasangan" kata Rizal dalam hati sambil lihat orang yang berlalulalang.
"Eh itu kan Rizal" ucap Sinka pelan.
Sinka melihat Rizal dari kejauhan, dia kemudian memberanikan diri untuk menghampirinya.
"Rizal.." sapa Sinka dengan suara lembutnya.
Rizal pun menoleh.
"Eh Sinka" balas Rizal kaget.
"Boleh duduk bareng?" tanya Sinka.
"Ya duduk aja" jawab Rizal.
"Kamungapain di taman jam lima sore?" tanya Sinka.
"Ga ngapai-ngapain sih cuma duduk sore aja" jawab Rizal.
"Lah kamu, ngapain jam segini di sini?" tanya Rizal.
"Aku dari jam empat belajar di sini, baru beres sekarang" jawab Sinka.
"Ga jalan sama cowok kamu?" tanya Rizal.
"Engga, dia main game online sama grupnya" jawab Sinka.
"Ohh" ucap Rizal.
"Kayanya kamu lagi tegang ya?" tanya Sinka.
"Eg, engga, biasa aja" jawab Rizal.
Sinka melihat muka Rizal dengan ekspresi penasaran, sambil memajukan wajahnya ke Rizal.
"Eh, eh. Iya-iya, aku lagi ga baik" ucap Rizal.
"Tuh kan bener, pasti lagi ada masalah, masalah apa? cerita dong" balas Sinka.
Rizal menggelengkan kepalanya sambil tersenyum.
"Pasti gara-gara besok mau bertanding futsal di sekolah aku" ucap Sinka.
"Kamu terkenal loh di sekolah aku, cewek-cewek kalo lagi ngumpul ngomonginnya kapten sekolah team futsal J terus, yang ngomonginnya ceweknya cantik-cantik" tambah Sinka.
"Cantikan juga kamu" ucap Rizal pelan.
"Eh.." ucap Rizal.
"Tadi ngomong apa?" tanya Sinka.
"Ga denger ya?" tanya Rizal.
"Kurang jelas" jawab Sinka.
"Syukur deh" ucap Rizal mengelus dada.
"Ih ngomong apa tadi?" tanya Sinka manja.
"Itu kamu lucu, pipi kamu gembil" jawab Rizal.
"Boong" ucap Sinka cemberut.
"Bener, suer" balas Rizal.
"Bener?" tanya Sinka.
"Iya" balas Rizal.
"Yuk kita pulang, aku anter kamu pulang" ucap Rizal.
"Eh ga usah, ngerepotin entar" balas Sinka.
"Ga kok, yuk, jarang-jarang pulang di anter sama kapten tim futsal J, kamu salah satu cewek SMA K yang beruntung" ucap Rizal.
"Ya udah deh" balas Sinka.
Mereka berdua lalu pergi ke tempat Rizal memerkirkan motornya.
"Ga apa-apa kan aku anter kamu pake motor ninja gini?" tanya Rizal.
"Oh engga kok, ga apa-apa" jawab Sinka.
Sinka memperhatikan motor Rizal.
"Perasaan motor ini yang ke sekolah aku dulu deh, tapi ga mungkin, motor gini kan banyak, lagian pastii Rizal cerita kalo dia ke sekolah aku" kata Sinka dalam hati.
"Hey malah bengong, ayo naik" ucap Rizal,
"Eh iya" balas Sinka yang langsung menaiki motor Rizal. Setelah duduk nyaman, Rizal memacu motornya.
Sore itu, jalan menuju rumah Sinka agak sepi. Rizal memacu motornya dengan cepat dan membuat Sinka hanya duduk terdiam sambil memeluk Rizal dengan erat. Saat di lampu merah, Sinka melepaskan pelukannya dan mengatur nafasnya.
"Zal, pelan-pelan ya, aku takut" ucap Sinka.
"Oh tadi kekencenganya?" tanya Rizal.
"Iya" jawab Sinka.
"Ya udah aku pelan sekarang" ucap Rizal.
Saat lampu kembali hijau, Rizal memacu motornya dengan agak pelan. Tapi tetap saja Sinka memeluk Rizal.
"Sin, ini kan pelan" ucap Rizal.
"Iya bagus" balas Sinka.
"Kok meluknya erat banget kaya tadi pas kenceng?" tanya Rizal.
"Ga apa-apa, aku lagi mau gini, lagian parfum kamu enak" jawab Sinka.
Rizal hanya tersenyum.
Selang berapa lama di jalan, akhirnya mereka berdua sampai di depan rumah Sinka, rumah yang begitu mewah, dengan halaman yang luas, dan dua mobil terparkir di garasinya.
"Udah sampe" ucap Rizal.
Sinka lalu turun dari motor Rizal.
"Makasih ya" ucap Sinka.
Pandangan Rizal tertuju pada yang lain/
"Hei, ada apa?" tanya Sinka.
Sinka kemudian menoleh ke arah dimana Rizal melihat. Sinka sedikit kaget melihat Farel dan Naomi yang berdiri di depan pagar rumah.
*To Be Continued*
ConversionConversion EmoticonEmoticon