"Oke semua sudah berkumpul, sekarang kita mulai rapatnya" ucap Dhike.
Dengan sedikit lemas, Rizal mengangkat tangan kanannya.
"Iya Rizal, ada apa?" tanya Dhike.
"Apa anggota osis yang ikut lomba mading juga harus ikut rapat ini?" tanya Rizal.
"Iya, anggota osis yang lomba mading juga harus ikut rapat ini, biar tau, tapi tenang aja, kalian ga harus ngasih pendapat kok" jawab Dhike.
"Kalo tau gini, mending gue ikut nyalonin jadi ketua osis deh, biar gue yang jadi ketuanya" bisik Rizal.
"Sabar zal" balas Kinal.
Selama rapat berlangsung, Rizal hanya duduk di pojokan belakang ruangan. Sekitar satu jam, rapat pun selesai.
"Udah beres zal" ucap Beby.
"Eh udah beres?" tanya Rizal melepas earphonenya.
"Udah beres" jawab Ayana.
Kinal dan yang lainnya keluar dari ruang osis.
"Zal, kak Rizky di lapangan tuh" ucap Ghaida.
"Hem, terus?" tanya Rizal.
"Dia dari tadi ngeliatin lu" jawab Ghaida.
"Ngajak one on one lagi kali" sambung Jeje.
"Dy, maju gih, lu pasti menang, lu lebih baik dari dia" ucap Rizal.
"Lah ngapa gue? gue ga mau ikut campur" balas Alldy.
"Ya udah, gue balik duluan kalo gitu" ucap Rizal.
"Hati-hati zal" balas Ayana, Beby, dan Niko.
Sore hari tiba, di kamar, Rizal menatap kosong layar komputernya.
"Oiya, Sinka waktu itu ngeline banyak" ucap Rizal.
Dia mengambil HPnya dan menelpon Sinka.
"Hallo.." sapa Sinka lembut.
"Hallo" balas Rizal.
"Tumben telpon?" tanya Sinka ketus.
"Jutek amat sih, sorry kemaren ga sempet bales line kamu, aku capek banget" jawab Rizal.
"Em, ya udah iya" ucap Sinka.
"Dut, nanti malem ada acara ga?" tanya Rizal.
"Nanti malem ya? kosong, emang kenapa?" tanya Sinka.
"Kalo gitu jam tujuh malem nanti aku jemput di rumah kamu" jawab Rizal.
"Eh jemput apa?" tanya Sinka heran.
"Ya udah sih, kamu dandan, nanti aku jemput, kita jalan-jalan" jawab Rizal.
"Oh iya deh" ucap Sinka.
Setelah mereka selesai janjian, Rizal menutup telponnya.
"Yeeaaahhh.." teriak Sinka.
Jam berlalu begitu cepat. Saat jam tujuh malam, Rizal sudah siap menjemput Sinka.
"Cie, rapih bener" ucap Melody.
"Rapih apaan? biasa aja kali" balas Rizal.
"Mau kemana dek?" tanya Melody.
"Biasa anak muda, mau jalan sama gebetan" jawab Rizal.
"Tunggu, perasaan masih malem sabtu deh, belum malem minggu" ucap Melody.
"Ciah, jalan-jalan sama gebetan ga harus malem minggu juga kali" balas Rizal.
"Bener juga sih, mau pake mobil kakak ga?" tanya Melody.
"Emang kakak ga jalan?" tanya Rizal.
"Engga, lagi males gerak" jawab Melody.
"Emm, engga deh, aku pake motor aja" ucap Rizal.
"Ya udah, hati-hati" balas Melody.
Rizal lalu pergi menjemput Sinka. Lima belas menit kemudian, Rizal sudah sampai di depan rumah Sinka.
"Tok.. Tokk.." suara ketukan pintu.
"Sinkaaaa.... buka pintunya" teriak Naomi.
"Iya kak.." ucap Sinka.
"Tunggu-tunggu" balas Naomi yang melihat Sinka di hadapannya.
Naomi melihat Sinka mulai dari atas rambut sampai ujung kakinya.
"Apa?" tanya Sinka heran.
"Tumben kamu dandan, mau jalan ya?" tanya Naomi.
"Hehe, iya mau jalan" jawab Sinka.
"Ya udah kalo gitu, salam ke Farel" ucap Naomi.
"Kok Farel?" tanya Sinka.
"Bukannya sama Farel? terus sama siapa?" tanya Naomi heran.
"Samaaa......." jawab Sinka gantung.
"Oh em, sama dia" ucap Naomi.
"Kalo gitu salam ke Rizal" tambah Naomi.
"Hehe, iya" ucap Sinka yang lalu pergi ke luar rumah.
"Maaf ya lama" ucap Sinka membuka pintu.
Saat melihat Sinka, Rizal hanya terpukau melihat kecantikan Sinka yang menggunakan dress warna hitam dan high heels hitam.
"Ca..cantik banget" kata Rizal dalam hati.
"Hei, hei, hei..." ucap Sinka.
"Eh maaf, kamu cantik banget" balas Rizal.
Sinka tersenyum malu.
"Em ya udah, yuk kita pergi" ajak Sinka.
"Tunggu-tunggu, kamu kayanya harus ganti baju deh" ucap Rizal.
"Maksud kamu?" tanya Sinka heran.
"Aku ga bawa mobil, jadi kita naik motor. Kamu ganti jadi pake sweater, celana jeans, sama sepatu tali" jawab Rizal.
Dengan sedikit lemas, Sinka kembali ke kamarnya.
"Eh ga jadi dek?" tanya Naomi melihat Sinka yang melewatinya.
Tidak berapa lama, Sinka turun dari kamarnya.
"Kok ganti baju?" tanya Naomi.
"Kak, aku berangkat ya" jawab Sinka.
Saat di depan rumah, Rizal bertemu dengan Sinka lagi.
"Gimana?" tanya Sinka lemas.
"Wak cantik banget, walau pake kaos, sweater panda, jeans, sama sepatu tali" ucap Rizal tersenyum.
"Ih gombal" ucap Sinka.
"Serius, kamu akan selalu cantik di mata aku" balas Rizal.
Sinka hanya tersenyum mendengar ucapan Rizal.
"Yuk kita pergi" ajak Rizal pergi sambil menggandeng tangan Sinka.
Saat di jalan, Sinka hanya memeluk Rizal.
"Kita mau apa nih?" tanya Rizal.
"Kita nonton, lagi ada film baru. Sekarang aku mau makan dulu, tapi tempat jualannya di jalanan gitu" jawab Sinka.
"Kalo gitu aku tau tempatnya di mana" ucap Rizal.
Mereka berdua pergi ke tempat yang Rizal maksud, selang beberapa menit, mereka sampai.
"Yah rame, parkir di mana ya?" tanya Rizal pelan.
"Mas-mas" teriak seorang cowok.
"Parkir di sini" tambahnya.
Rizal lalu memarkirkan motornya ditempat yang ditunjuk oleh tukang parkir. Setelah Rizal melepas helm, mereka berdua berjalan ke tempat food court.
"Wah rame banget zal" ucap Sinka melihat kesekeliling.
"Iya lah rame, food court di sini makanannya lengkap, walau pun di jalan gini, tapi rasanya oke" balas Rizal.
"Aku mau makan ayam bakar" ucap Sinka.
Mereka berdua pergi ke penjual ayam bakar.
"Bang dua ya, makan di sini" ucap Rizal.
Setelah memesan, mereka duduk di salah satu tempat yang masih kosong. Selang beberapa detik, datang dua pelanggan lagi.
"Mas dua ya, makan di sini" ucap seorang cowok.
"Eh zal, itu bukannya temen kamu?" tanya Sinka.
"Siapa?" tanya Rizal melihat dua orang yang berdiri tidak jauh darinya.
"Alldy.." teriak Rizal.
"Eh Rizal" ucap Alldy dan Jeje.
Alldy dan Jeje menghampiri Rizal dan Sinka, mereka berempat duduk dalam satu tempat yang sama.
"Lu ke sini juga zal?" tanya Alldy.
"Iya lah" jawab Rizal.
"Eh dia kan...." ucap Alldy gantung sambil melihat Sinka.
Rizal hanya tersenyum.
"Kenalin, ini Jeje" ucap Alldy.
"Je, kenalin, ini Sinka" ucap Rizal.
Mereka berdua berjabat tangan.
"Gue ga pernah tau kalo Rizal punya pacar" ucap Jeje.
"Eh? aku bukan pacarnya, kita cuma temenan" balas Sinka.
"Oh temenan, sekolah dimana?" tanya Jeje.
"Di SMA K" jawab Sinka.
"Em SMA K, eh iya gue inget, dia kan yang waktu itu di tempat wisata" ucap Jeje.
"Iya, maaf ya waktu itu temen-temen aku berlebihan" balas Sinka.
"Iya, santai aja kali" ucap Jeje.
Jeje mengeluarkan HPnya dan mengirim pesan singkat via line ke Rizal. Selang beberapa detik, notif line terlihat di layar HP Rizal, Rizal membukanya.
"Hem, SMA K ya, dia yang waktu itu di ceritain Alldy di kelas. Kalo dia engga sama lu, udah gue gamparin mukanya di sini" kata Rizal dalam hati sambil membacanya.
Seketika Rizal melihat Jeje dengan bingung, sedangkan Jeje memasang wajah sinis ke Rizal.
"Ehem, panas banget ya suasananya" ucap Rizal menarik kerah kaosnya.
"Panas? malah dingin" balas Alldy.
"Mangkanya lepas sweater lu" ucap Jeje.
"Aduh lama banget ini makanannya" ucap Rizal.
"Sabar dong" balas Sinka.
"Abis ini kalian mau ke mana?" tanya Alldy.
"Rencananya aku sama Rizal mau nonton, lagi ada film baru" jawab Sinka.
"Oh, film yang Assalamualaikum Beijing itu ya?" tanya Alldy.
"Iya itu" jawab Sinka.
"Wah kebetulan, kita bisa jalan bareng" ucap Jeje.
"Nah bener tuh zal, kita bareng aja nontonnya" sambung Alldy.
"Emmm...." ucap Rizal.
"Iya zal, gue mau ngobrol-ngobrol sama Sinka, biar lebih akrab" balas Jeje sambil tersenyum ke Sinka.
"Walau Jeje senyum, tapi tetep aja menakutkan kalo udah tau rencananya, biar akrab? kalo udah akrab mau lu apain? mau lu siksa, niat jahat yang di kemas dalam senyuman dan keakraban, ga bisa gue biarin ini" kata Rizal dalam hati sambil melihat Jeje yang masih tersenyum ke Sinka.
"Emm, gimana ya, sebenernya gue sama Sinka mau banget bareng lu berdua nontonnya, tapi kayanya abis ini kita langsung pulang deh, gue baru inget ada sepupu gue dateng" ucap Rizal.
"Eh? kok dadakan" tanya Sinka pelan.
"Udah percaya aja sama aku" bisik Rizal.
"Pinter juga lu zal" kata Jeje dalam hati sambil melihat Rizal.
Tidak lama, pesanan pun datang, mereka mulai memakannya. Selang beberapa saat, mereka selesai makan.
"Gue sama Sinka duluan ya" ucap Rizal.
"Eh ya udah deh, sayang banget ya ga jadi nonton bareng" balas Alldy.
"Iya, maaf ya" ucap Sinka.
"Semoga kita lain waktu bisa ketemu lagi, dan gue punya kesempatan" balas Jeje.
"Kesempatan apa?" tanya Alldy.
"Eh? em, kesempatan... kesempatan buat akrab, hehe" jawab Jeje.
"Maksud lu kesempatan buat ngegamparin dia? hah?" kata Rizal dalam hati.
Rizal dan Sinka lalu meninggalkan food court itu.
Sesampai di depan rumah Sinka.
"Maaf ya dut, kita ga jadi nonton" ucap Rizal.
"Iya ga apa-apa, aku ngerti pasti ada alesannya, aku juga tau kalo kamu bohong tadi" balas Sinka.
"Iya, nanti aku ceritain alesannya ke kamu. Kalo gitu kamu masuk, aku pulang" ucap Rizal.
"Hati-hati ya" balas Sinka.
Rizal lalu pergi meninggalkan Sinka.
Keesokan harinya di sekolah, semua murid sedang beristirahat.
"Je, bisa ngomong sebentar?" tanya Rizal.
"Bisa, ngomong aja" jawab Jeje.
"Tapi ga di sini, ikut gue" ucap Rizal.
Mereka berdua pergi ke pinggir lapangan yang terdapat pohon rindang.
"Mau ngomong apa?" tanya Jeje.
"Maksudnya apa sih kemaren, lu ngeline gue kaya gitu" jawab Rizal.
"Oh itu, gue serius loh tentang itu" ucap Jeje.
"Iya, terus maksud lu apa?" tanya Rizal.
"Lu ga inget apa, gara-gara dia, lu babak belur, lu terluka" jawab Jeje.
"Oh masih tentang gue yang di keroyok itu, itu semua ga ada hubungannya sama dia, ga ada yang menginginkan itu, dalam kasus ini dia ga salah, lagian yang ngeroyok gue bukan temennya, tapi temen kakaknya" ucap Rizal.
"Walau temen kakaknya, tapi di mata gue dia salah" balas Jeje.
"Udah lah, gue ga akan berubah pikiran" tambah Jeje yang berjalan ke kelas.
"Kalo lu masih tetep sama rencana lu" ucap Rizal.
Jeje menghentikan langkahnya.
"Kalo lu masih tetep sama rencana lu buat ngejahatin Sinka, gue akan bertindak, ga peduli siapa lu, tapi saat lu sakitin Sinka, gue bales berkali-kali lipat ke lu, misalnya Alldy ngebelain lu, gue siap buat mutusin ikatan persahabatan gue sama kalian berdua" tambah Rizal.
Jeje berbalik dan mendekati Rizal sambil menangis.
"Gue ngelakuin ini karena gue peduli sama lu, gue ga mau lu kenapa-napa" ucap Jeje.
"Je, lu nangis? gi..gini je, cara lu salah, gue tau maksud lu baik, tapi ga baik juga sampe punya niat jahat ke dia" balas Rizal.
Jeje hanya menangis.
"Maaf je kalo gue kasar tadi" ucap Rizal.
Jeje mulai menenangkan dirinya, dia mengusap pipinya yang basah dan kemudian berlari ke toilet.
"Je.. je" ucap Rizal melihat Jeje pergi.
"Haaaaaaaaa........." teriak Rizal.
*To Be Continued*
ConversionConversion EmoticonEmoticon