"Eh kak Naomi" ucap Tata.
"Rizal kemaren ada di rumah kita buat ketemu sama aku" ucap Naomi.
"Apa bisa buktiin kalo Rizal niatnya ngedeketin kakak dan bukan Sinka?" tanya Farel.
"Eh? bukti?" tanya Naomi kaget.
"Iya, kalo kakak bisa buktiin baru aku percaya" jawab Farel.
"O..oke, nanti pulang sekolah kita makan bareng di resto tempat biasa, nanti aku ajak Rizal" ucap Naomi.
"Nah, aku setuju" balas Farel.
Naomi lalu pergi meninggalkan kelas Sinka, dia langsung mengirim pesan singkat ke Rizal.
"Tumben kak Naomi ngajak makan siang, kenapa bukan Sinka" kata Rizal dalam hati.
Setelah pulang sekolah, Naomi dan yang lainnya berkumpul di tempat parkir.
"Pada mau kemana emang?" tanya Imel.
"Kita mau makan siang dulu di resto langganan kita" jawab Naomi.
"Yuk kak naik ke motor aku" ucap Yuda.
Imel menaiki motor Yuda.
Setelah semua siap, mereka pergi ke tempat tujuan.
"Gue duluan ya" ucap Rizal.
"Hati-hati zal" balas Kinal dan yang lainnya.
Rizal langsung ke parkiran motor.
"Kok perasaan gue ga enak gini ya?" tanya Rizal pelan.
Dengan sedikit keraguan, Rizal akhirnya pergi. Saat di restoran, Naomi menunggu dengan harap-harap cemas.
"Mana orangnya?" tanya Farel.
"Sabar kali" jawab Viny.
"Mau makan apa?" tanya Bagas.
"Apa aja deh" jawab Yupi.
"Aku ke luar dulu ya" ucap Naomi.
"Iya kak" balas Lidya, Tata, Ikha, dan Acha.
Menunggu beberapa menit di luar, Rizal akhirnya tiba.
"Hai" sapa Rizal sambil membuka helm.
"Hai" balas Naomi.
"Tumben kakak ngajak makan siang?" tanya Rizal.
"Em...." jawab Naomi gantung.
"Kenapa sih kak? keliatannya panik gitu?" tanya Rizal.
"Kalo berhubungan sama aku, kamu iyain aja ya" jawab Naomi.
"I..iya" ucap Rizal heran.
"Yuk masuk" ajak Naomi sambil menarik tangan Rizal.
"Naomi kemana? kok lama banget?" tanya Imel.
"Lagi jemput seseorang" jawab Yuda.
"Siapa?" tanya Imel.
"Tuh orangnya" jawab Yuda.
Imel lalu menoleh.
"Eh Rizal" ucap Imel pelan sambil sedikit kaget.
"Waduh rame banget" kata Rizal dalam hati.
Naomi dan Rizal duduk di paling pinggir.
"Hai Rizal" sapa teman-temannya Naomi.
"Ha..hai" balas Rizal gugup.
"Yuk langsung pesen makanannya" ucap Farel.
"Mau makan apa?" tanya Naomi.
"Apa aja deh kak" jawab Rizal.
Mereka semua lalu memesan makanan. Selang beberapa menit, makanan tiba.
"Menu udang disini enak banget, kamu harus coba" ucap Naomi mengambil sepiring menu udang.
"Mampus deh gue" kata Rizal dalam hati.
"Rizal kan alergi, tapi aku ga bisa apa-apa" kata Sinka dalam hati sambil melihat Rizal.
"Naomi" ucap Imel.
"Eh iya mel, kenapa?" tanya Naomi.
"Aku ga bisa makan ikan mujaer, udangnya buat aku aja" jawab Imel.
"Ide bagus, ikan mujaer itu enak kayanya" ucap Rizal tersenyum kaku.
"Em, oke deh" ucap Naomi.
Imel dan Naomi bertukar piring.
"Untung ada kak Imel" kata Sinka dalam hati.
Mereka lalu menyantap makanan mereka. Sebelum makan, Rizal mengirimkan pesan singkat via line ke seseorang. setelah itu, Rizal baru makan.
"Kemaren gue liat lu ada di rumah Sinka" ucap Farel.
Rizal mengurangi kecepatan kunyahannya.
"Iya, gue abis makan malem disana" balas Rizal.
"Emm, mau nemuin Sinka?" tanya Farel.
"Kan udah aku bilang, kalo Rizal kemaren ke rumah aku buat ketemu sama kak Naomi" jawab Sinka.
"Oh ini maksud kak Naomi, kalo gini aku ngerti kak" kata Rizal dalam hati sambil melirik Naomi.
"Tapi Rizal belum cerita, kita kan ga tau bener apa engga" ucap Farel.
Mereka semua lalu melihat Rizal seakan penasaran dan menunggu jawabannya.
Rizal meminum sedikit jus melon sebelum berbicara.
"Ya, gue kemaren ke rumah Sinka buat ketemu sama kak Naomi" jawab Rizal.
"Oh gitu, ada urusan apa?" tanya Farel.
"Urusan yang ga harus lu tau" jawab Rizal.
"Tapi kalo lu ga cerita, urusan ini akan gantung. Apa urusan pribadi?" tanya Farel.
Rizal menghela napasnya sejenak.
"Iya, urusan pribadi" jawab Rizal.
"Urusan sekolah kah? urusan keluarga? atau urusan .............."
"Gue suka sama kak Naomi" potong Rizal.
Semua orang disitu tekejut, termasuk Sinka dan Naomi.
"Wah, apa kalian pacaran?" tanya Acha.
"Belum" jawab Rizal.
"Loh kenapa?" tanya Yupi heran.
"Apa lu takut ditolak?" tanya Farel.
"Farel!" ucap Sinka.
"Hah?" tanya Farel melihat Rizal.
"Gue ga pernah takut buat ditolak cewek" jawab Rizal.
"Ya udah, tembak dong" ucap Farel.
Naomi melirik Rizal.
"Ga segampang itu" balas Rizal.
"Kenapa? lu suka sama kak Naomi, kak Naomi kayanya suka juga sama lu" ucap Farel.
"Apa jangan-jangan lu suka sama pacar gue Sinka?" tanya Farel.
"Rel, udah stop" ucap Viny.
"Lu bisa jawab?" tanya Farel.
Rizal melihat Sinka, terlihat wajah Sinka yang cemas. Lidya, Tata, dan yang lainnya melihat Rizal. Beberapa detik terdiam, Rizal lalu menaruh sendok dan garpu di piringnya.
"Kapan gue harus nembak kak Naomi?" tanya Rizal.
"Sekarang, disini" jawab Farel ketus.
Rizal berdiri kemudian berjalan sampai di depan meja, Rizal langsung berlutut di depan Naomi dan teman-temannya.
"Wih.." ucap Yupi kagum.
"Naomi, mau kah kamu jadi ............."
"Aku selesai makan" ucap Imel tiba-tiba.
Rizal dan semuanya menatap Imel.
Di atas meja, hanya makanan Imel yang telah habis, yang lainnya masih banyak. Imel lalu memakai tas punggungnya, dia berdiri dan berjalan ke tempat duduk Rizal yang bersebelahan sama Naomi. Dia lalu mangambil tas Rizal.
"Kak Imel" ucap Yuda, Sinka, Lidya, Tata, Acha, dan Ikha.
Setelah dia mengambil tas Rizal, dia langsung menghampiri Rizal, tangan Rizal diangkat, Rizal pun kemudian berdiri.
"Semua, aku duluan ya, terima kasih atas makanannya" ucap Imel.
Dia pergi ke luar resto sambil menarik tangan Rizal.
"Apa-apaan itu?" tanya Yuda bingung melihat Imel dan Rizal pergi.
Mereka semua bingung melihat tindakan Imel yang tiba-tiba.
"Yuk pulang" ajak Imel.
"Iya kak" balas Rizal sambil memakai tas dan helmnya.
Imel lalu menaiki motor Rizal, mereka kemudian pulang. Sesampai di rumah, mereka berdua beristirahat di ruang keluarga.
"Untuk kakak udah beres makan" ucap Rizal.
"Iya, kan kamu nyuruh kakak buat ngabisin makanan duluan" balas Melody.
"Berguna juga aku ngeline kakak tadi" ucap Rizal.
"Kakak juga ga tega liat kamu di sudutin sama mereka" balas Melody.
"Makasih kak" ucap Rizal merangkul tangan kanan Melody.
"Ya udah, sekarang kita ganti baju" balas Melody.
"Oiya kak, kalo besok di sekolah kakak ditanya-tanya sama mereka gimana?" tanya Rizal.
"Udah santai aja, itu biar jadi urusan kakak" jawab Melody.
Rizal lalu pergi ke kamarnya dan langsung mengganti pakaiannya.
Keesokan harinya di sekolah, Rizal dan yang lainnya sedang berkumpul di kelas.
"16 besar tiga hari lagi ya?" tanya Rizal.
"Iya, mau latihan kapan?" tanya Alldy.
"Besok kita latihan, kasih tau yang lain" jawab Rizal.
Sepulang sekolah, seperti biasa Rizal pergi ke taman kota, disana dia bersandar di salah satu pohon yang cukup Rindang dan duduk di atas rumput. Dia menutup mata sambil merasakan angin yang sedang berhembus ke arahnya.
"Ehem.." suara seseorang yang berdeham di depan Rizal.
Dengan perlahan Rizal membuka mata.
"Eh kamu" ucap Rizal.
"Ganggu ga kalo aku gabung?" tanya Michelle.
"Boleh, tapi kita jangan ngobrol disini" jawab Rizal yang beranjak dari sandarannya.
"Yuk kita cari tempat duduk" ajak Rizal.
Mereka berdua kemudian berjalan mencari tempat duduk, hingga mereka menemukan tempat duduk yang kosong.
"Tumben tadi kamu duduk di bawah pohon?" tanya Michelle.
Tiba-tiba Rizal menyandarkan kepalanya ke pundak kiri Michelle.
"Eh?" ucap Michelle kaget.
*To Be Continued*
ConversionConversion EmoticonEmoticon