"Kalian udah pada kenal?" tanya Alldy.
"Belum terlalu" jawab Rizal.
"Ya udah kenalan" ucap Alldy.
"Gue Rizal" ucap Rizal.
"Aku Viny" balas wanita itu.
"Kok lu ga pernah cerita kalo punya sodara kaya dia?" tanya Rizal.
"Engga ada yang harus gue ceritaiin, lagian dia baru pindah ke rumah gue bulan lalu" jawab Alldy.
"Gue udah dua kali ketemu dia" ucap Rizal.
"Kapan? kok gue ga tau?" tanya Alldy.
"Kalo ga salah pertama kali ketemu di tempat wisata, terus yang ke dua di bioskop pas dia bawa ceweknya" jawab Viny.
"Ceweknya Rizal? siapa?" tanya Alldy penasaran.
"Bukan cewek gue, dia temen kakak gue" jawab Rizal melihat Viny.
"Oh ka Ve, yang waktu itu zal" ucap Alldy.
Rizal hanya mengangguk.
"Tukeran nomer HP dong" ucap Alldy.
Viny lalu mengeluarkan HPnya.
"Engga usah nomer HP, line aja" ucap Rizal.
"Oh ya udah" balas Viny.
Mereka berdua lalu tukaran ID line.
"Semoga kalian langgeng" ucap Alldy tiba-tiba.
Rizal seketika menatap Alldy sinis.
"Eh, gue duluan ya" ucap Alldy melihat jam tangannya.
"Lu mau kemana?" tanya Rizal.
"Gue ke rumah Jeje dulu. Oiya jangan lupa anter Viny pulang ke rumah gue" jawab Alldy yang beranjak dari tempat duduknya.
"Alldy mau kemana?" tanya Viny sedikit sedih.
"Udah tenang aja, Rizal baik kok" jawab Alldy.
Alldy kemudian pergi meninggalkan Rizal dan Viny berdua di cafe. Saat Alldy tidak ada, mereka berdua saling berdiam diri.
"Gue ga nyangka kalo Alldy punya sepupu kaya lu" ucap Rizal.
"Iya, engga tau aku juga kenapa dia ga cerita" balas Viny.
"Terus kenapa ga masuk SMA J aja? malah SMA K" tanya Rizal.
"Waktu itu SMA K lebih deket ke rumah aku" jawab Viny.
"Terus, kenapa lu pndah ke rumah Alldy?" tanya Rizal.
"Keluarga Alldy tuh yang paling deket sama keluarga aku, ya walau pun masih banyak saudara yang lain, tapi aku lebih nyaman sama keluarga Alldy, jadi kalo orang tua aku kerja di luar negri biasanya aku tinggal di rumah Alldy" jawab Viny.
"Oh gitu" ucap Rizal.
Rizal melihat jam tangannya.
"Masih jam delapan" ucap Rizal pelan.
"Kenapa?" tanya Viny melihat Rizal.
"Abis dari sini mau kemana lagi?" tanya Rizal.
"Engga tau, aku jarang keluar rumah" jawab Viny.
"Gimana kalo kita main timezone aja?" tanya Rizal.
"Boleh" jawab Viny tersenyum.
Mereka berdua lalu pergi ke timezone tidak jauh dari cefe tempat mereka bertemu.
"Eh vin, mau boneka ga?" tanya Rizal.
"Mana?" tanya Viny.
"Itu, nanti gue ambilin" jawab Rizal menunjuk salah satu permainan yang berisikan banyak boneka.
"Coba kalo bisa" tantang Viny.
"Ya udah, kita main yang lain dulu" ajak Rizal.
Mereka berdua lalu bermain dance, basket, dan lainnya. Mereka begitu senang, hanya tawa yang menghiasi wajah mereka berdua, sejam berlalu, mereka mulai terlihat lelah.
"Nih vin, aku ambilin boneka buat kamu" ucap Rizal.
Rizal menggesekan kartu timezonenya dan mulai menjalankan mesin itu, Rizal berhasil mendapatkan boneka kelinci ukuran sedang.
"Tuh kan dapet, nih" ucap Rizal memberikan boneka itu.
"Ih hebat, makasih ya" balas Viny.
"Sebelum pulang, kita makan dulu yuk" ajak Rizal.
"Makan di mana?" tanya Viny.
"Kita makan di KFC" jawab Rizal.
Mereka lalu makan di sana. Saat sedang makan, boneka kelinci tadi disimpan di atas meja dan menghadap mereka berdua.
"Aku belum pernah dikasih hadiah sama cowok lain selain Alldy" ucap Viny sambil melihat bonekanya.
"Kalo gitu bonekanya disimpen baik-baik di kamar kamu" balas Rizal.
"Kok ngomongnya jadi aku kamu?" tanya Viny heran.
"Hmm, aku cuma nyamain aja sama lawan bicara, kalo lawan bicaranya ngomong gue lu, ya sama aku juga ngomongnya jadi gue lu" jawab Rizal.
Mereka berdua kembali melanjutkan makan. Setelah selesai, Rizal mengantar Viny pulang dengan motornya.
Sesampai di depan rumah Alldy.
"Makasih ya udah nganter aku pulang" ucap Viny.
"Iya itu kan udah tugas aku" balas Rizal.
"Makasih juga bonekanya" ucap Viny.
"Mau masuk dulu? ketemu Alldy?" tanya Viny.
"Engga deh, besok aja ketemu dia di sekolah" jawab Rizal.
"Sekarang kamu masuk terus istirahat" tambah Rizal.
Viny hanya tersenyum sambil mengangguk.
"Kalo gitu aku pulang" ucap Rizal.
"Hati-hati" balas Viny.
Rizal pun meninggalkan Viny dan menuju rumahnya.
Saat sudah sampai di rumah dan Rizal sedang bersantai di kamarnya, Rizal tiba-tiba mendapatkan telpon.
"Hallo" sapa Rizal.
Setelah beberapa detik menelpon, Rizal lalu terlentang di kasurnya.
"Besok bakal menarik nih" ucap Rizal.
Dan tidaklama, Rizal tertidur.
Keesokan harinya di sekolah. Rizal dan yang lainnya berlatih futsal, saat sedang latihan, Nabilah melewati mereka, Niko hanya menatapnya kosong sampai Nabilah menghilang. Saat sedang istirahat, Niko hanya melamun memikirkan Nabilah.
"Murung amat lu, ga kaya biasanya" ucap Alldy.
"Iya, biasanya Nabilah ada di sisi gue kalo abis latihan futsal" balas Niko.
"Lu suka sama dia?" tanya Alldy.
"Pada awalnya sih engga, tapi kenapa sekarang gue bener-bener suka sama dia" jawab Niko.
"Harusnya waktu itu lu milih Nabilah daripada uang" sambung Rizal.
"Iya, gue emang bego, gue nyesel sekarang" ucap Niko.
"Ya udah, lu kejar dia, minta maaf" ucap Alldy.
"Engga ada kata maaf buat gue kali" balas Niko lemas.
"Pasti ada, mangkanya lu minta maaf ke dia, bilang kalo lu tulus sama dia, jelasin merasaan lu sesungguhnya ke dia" ucap Alldy.
"Nanti gue sama Rizal minta maaf juga" tambah Alldy.
Rizal langsung melirik Alldy tajam.
"Gue ga akan minta maaf ke dia" potong Rizal yang lalu pergi ke kelas.
Bel masuk berbunyi, semua murid melanjutkan pembelajaran. Saat jam pulang sekolah, Rizal langsung bergegas ke parkiran sekolah.
"Eh, gue duluan" ucap Rizal.
"Iya, hati-hati" balas Kinal, Ghaida, dan yang lainnya.
Rizal kemudian pergi meninggalkan sekolah.
Suasana di depan gerbang SMA K cukup ramai.
"Ka, aku pulang sama Farel ya" ucap Sinka.
"Iya" balas Naomi.
"Ka, mau langsung pulang atau ke mana dulu?" tanya Yuda.
"Langsung pulang aja deh" jawab Imel.
"Oke, aku anter pulang" ucap Yuda.
"Cie Yuda, kapan jadiannya ni?" tanya Tata.
"Entar, sabar-sabar" jawab Yuda.
"Aku juga mau dianter pulang" ucap Yupi manja.
"Iya, kan tiap hari aku anter kamu pulang" balas Bagas mencubit pipi Yupi.
Beberapa menit mereka mengobrol di depan gerbang. Tiba-tiba seseorang berhenti di hadapan mereka, dan orang itu membuka helmnya.
"Eh, lu berani banget datang ke sekolah kita" ucap Yuda menunjuk wajah orang tersebut.
"Gue ga mau nyari masalah, gue cuma mau jemput seseorang" balas Rizal.
"Pasti Rizal disuruh Alldy deh buat jempu aku" kata Viny dalam hati.
"Ih, pasti Rizal mau ngajak aku jalan, ini kan lagi ada Farel" kata Sinka dalam hati.
"Lu mau jemput siapa?" tanya Yuda ketus.
"Lu mau jemput Sinka?" tanya Farel menatap Rizal tajam.
"Eh?" ucap Sinka kaget.
Rizal hanya menggeleng pelan.
"Oh, atau ka Imel?" tanya Yuda kesal.
Imel langsung menatap Rizal.
Dan Rizal kembali menggeleng pelan.
"Jangan-jangan Yupi" ucap Bagas panik.
"Gue ga peduli sama Sinka, Imel, atau Yupi. Mereka urusan kalian, ga ada kaitannya sama gue, gue ke sini cuma mau jemput ka Naomi" balas Rizal.
Mereka semua kaget termasuk Viny, hanya Naomi yang tersenyum manis ke Rizal.
Rizal membalas senyum Naomi dan perlahan mendekatinya, Rizal lalu mengulurkan tangan, Naomi dengan perlahan memegang tangan Rizal. Rizal kemudian menggandeng Naomi ke motornya.
"Oiya Sinka, engga usah khawatir, kakak lu aman sama gue" ucap Rizal.
Rizal dan Naomi lalu pergi meninggalkan mereka semua.
"Haaaa.... keren banget Rizal" ucap Tata.
"Ka Naomi sama Rizal?" tanya Viny pelan.
"Kenapa Rizal ga jemput aku aja ya" ucap Acha.
"Hooooo....." balas Ikha, Yupi, dan Lidya.
"Itu sin, lu ga tau kalo kakak lu lagi deket sama Rizal?" tanya Lidya.
"Engga, tapi kemaren ka Naomi minta ID line Rizal" jawab Sinka.
"Pantes ka Naomi ga bawa mobil, malahan naik taksi" kata Sinka dalam hati.
Sinka dan Viny sedikit sedih.
"Ka kenapa ka? kok bengong aja?" tanya Yuda.
"Eh, engga kok" jawab Imel.
Sinka langsung menatap Imel dalam-dalam.
"Yuk kita pulang" ajak Imel.
"Aku ambil motor dulu" ucap Yuda yang pergi mengambil motor.
Disusul dengan Farel dan Bagas. Saat ketiga cowok itu pergi, Sinka perlahan mendekati Imel sampai berdiri disebelahnya.
"Ka, aku boleh nanya engga?" tanya Sinka.
"Emm, nanya aja" jawab Imel.
"Aku mau tau, apa hubungan kakak sama Rizal?" tanya Sinka menatap Imel penuh kecurigaan.
Lidya, Tata, Acha, Ikha, Viny, dan Yupi langsung menatap Imel.
"Eh?" ucap Imel kaget.
"Engga ada hubungan apa-apa" tambah Imel.
"Tapi kalo aku liat setiap ada Rizal, kakak pasti aneh" ucap Sinka.
"Hehe, biasa aja" balas Imel mencoba tenang.
"Jangan-jangan kakak sama dia ........."
*To Be Continued*
ConversionConversion EmoticonEmoticon