"Hem, apa sih kak, masih ngantuk nih" balas Rizal.
"Bangun, makan dulu" ucap Melody sambil menarik selimut Rizal.
Dengan sekuat tenaga Rizal membuka matanya dan bangun dari tidurnya.
"Jam berapa sih?" tanya Rizal.
"Jam tujuh" jawab Melody.
"Tujuh apaan?" tanya Rizal heran.
"Tujuh malem" jawab Melody.
"Haaaaa....." ucap Rizal kaget.
"Makan malem dulu, nanti baru lanjut tidur lagi" balas Melody.
"Sial.. liburan hari ini cuma diisi tidur seharian" kata Rizal dalam hati.
Dengan perlahan Rizal berjalan ke kamar mandi untuk membasuh mukanya, setelah selesai, dia bergegas turun dari kamarnya dan menuju meja makan.
"Aku pulang jam berapa kak?" tanya Rizal.
"Kamu pulang jam 11, pas sampe rumah, kamu langsung tidur" jawab Melody.
Rizal hanya terdiam dan memakan makanan yang terdapat di meja makan. Setelah terasa cukup kenyang, Rizal pergi ke ruang keluarga dan duduk di sofa, dimana Melody sedang menonton tv dan duduk di sebelahnya.
"Kayanya kamu capek banget dek?" tanya Melody sambil melihat layar tv di depannya.
"Kata kakak juga apa, mending kamu ga usah nginep di sekolah" tambah Melody.
Saat sedang berbicara tiba-tiba kepala Rizal bersender ke pundak kiri Melody.
"Yah ni anak malah tidur lagi" ucap Melody pelan.
"Dek bangun, tidur di kamar" ucap Melody.
"Hem, iya-iya" balas Rizal.
Rizal pun dengan sekuat tenaga kembali ke kamarnya untuk melanjutkan tidur.
"Ih Rizal kemana sih? dari tadi aku line ga di bales-bales" ucap Sinka sambil menatap layar HPnya.
"Kenapa kamu dek? ngomel aja" tanya Naomi.
"Ini kak, dari tadi aku line Rizal ga dibales-bales, di read juga engga" jawab Sinka.
"Ciee, kangen ya?" tanya Naomi menggoda.
Sinka hanya tersenyum sambil tersipu malu.
"Ih malah senyum-senyum, jangan-jangan kamu jatuh cinta sama dia?" tanya Naomi.
"Gimana ya kak, semenjak aku kenal Rizal di tempat wisata itu, aku ngerasa ada yang aneh" jawab Sinka.
Naomi hanya diam sambil serius mendengar ucapan Sinka.
"Pertama aku biasa aja sama perasaan itu, tapi sekarang aku ga bisa menyangkal kalo aku cinta sama dia" ucap Sinka.
"Terus kalo emang kamu dari awal suka sama Rizal, kenapa kamu terima cinta Farel?" tanya Naomi.
"Ya aku waktu itu bingung, Farel nembak aku, kakak sama yang lainnya nyuruh aku buat terima dia, aku ga bisa mikir waktu itu, soalnya Farel orang pertama yang nembak aku, dan sama Farel juga aku pacaran pertama kali" jawab Sinka.
"Iya sih kakak ngerti, bagaimana pun Farel orang yang pertama nembak kamu, jadi kamu pasti bingung" ucap Naomi.
"Nah itu kakak tau, terus aku harus gimana sekarang?" tanya Sinka.
"Ya udah jalanin aja dulu" jawab Naomi.
"Ih ngomong sih enak, susah emang kalo punya kakak yang jomblo" ucap Sinka.
"Eh, kakak itu single ya, beda sama yang jomblo" balas Naomi.
"Apa bedanya? sama-sama sendiri" ucap Sinka pelan sambil membuang muka.
"Ngomong apa barusan?" tanya Naomi yang melihat Sinka.
"Eh engga kak, aku ke kamar dulu ya" jawab Sinka.
Sinka langsung berlari ke kamarnya.
Keesokan harinya di sekolah, semua murid sudah berkumpul di kelas.
"Anjir dy, gue kemaren tidur seharian" ucap Niko.
"Haha, sama gue juga, balik dari rumah Jeje langsung tidur" balas Alldy.
"Percuma kemaren libur, tapi ga bisa liburan" ucap Niko.
"Tapi bisa tidur seharian kan" potong Ayana.
"Iya sih ay" ucap Niko.
"Eh Rizal mana?" tanya Ghaida.
"Ga tau deh, masih tidur kali di rumahnya" jawab Kinal.
Saat lima menit sebelum bel masuk, Rizal pun datang.
"Eh itu Rizal" ucap Beby.
Rizal langsung duduk di kursinya.
"Habis gue liat dandanan Rizal hari ini, gue tau seberat apa tugas kalian" ucap Ghaida.
"Zal, penampilan lu berantakan banget" ucap Jeje.
"Hem, gue buru-buru tadi, bangun kesiangan gue" balas Rizal.
Tidak berapa lama guru masuk, dan pembelajaran dimulai.
Saat jam istirahat. Rizal, Niko, dan Alldy hanya duduk di pinggir lapangan sambil melihat pemain basket sekolah yang sedang latihan.
"Tumben kalian bertiga ga ke kantin?" tanya Kinal yang menghampiri mereka.
"Beb, bagi pocari sweatnya dong" ucap Rizal.
"Muka kamu ngantuk banget zal" balas Beby memberikan pocari sweat yang dia pegang.
"mending lu bertiga main basket tuh sama kakak kelas" ucap Kinal.
"Mereka yang bawa sekolah kita juara tiga kali berturut-turut" ucap Alldy.
"wah ternyata mereka jago juga" balas Niko.
"Cih, apa hebatnya mereka, main basket lebih mudah daripada main futsal" ucap Rizal sambil mengembalikan pocari sweat ke Beby.
"Apa lu bisa buktiin ucapan lu itu?" ucap seorang cowok yang tiba-tiba berdiri di belakang mereka.
"Kak Rizky" ucap Kinal.
"Lu Rizal kan? kapten tim futsal" tanya Rizky.
Rizal berdiri dan menatapnya.
"Dan lu kapten basket" jawab Rizal.
"Apa lu bisa buktiin kalo basket lebih mudah dari futsal seperti kata lu? atau lu tipe orang yang bermulut besar?" tanya Rizky.
Rizal tersenyum sinis ke Rizky.
"Gue tantang lu one on one sama gue" jawab Rizal.
"Itu yang gue mau" ucap Rizky.
"Zal, apa lu yakin?" tanya Kinal cemas.
"Apa Rizal baik-baik aja?" bisik Beby.
"tenang, dia baik-baik aja" balas Alldy.
"Sebenernya gue ngantuk banget hari ini dan males ngapa-ngapain, tapi oke lah gue mau liat seberapa hebat kapten basket sekolah kita sampe-sampe bisa juara tiga kali berturut-turut" ucap Rizal.
"Rizal..." ucap Kinal pelan.
Mereka berdua berjalan ke lapangan.
"Oke semua, kalian boleh istirahat" ucap Rizky.
Pemain basket yang lain menghentikan latihannya, Rizky lalu megambil bola basket.
"Semoga lu ga omong besar doang" ucap Rizky melempar bola ke Rizal.
"Kita liat" balas Rizal sambil mendribbel bola basket.
"Eh Rizal ngapain?" tanya Ghaida.
"Rizal nantangin kak Rizky one on one main basket" jawab Kinal.
"Kayanya Rizal dalam masalah nih" ucap Jeje.
"Malah sebaliknya, kak Rizky yang dalam masalah, kak Rizky menghadapi mimpi buruknya" balas Alldy.
"Kok gitu?" tanya Ayana dan Niko.
"Kita liat aja" jawab Alldy.
"Kita mulai" ucap Rizal.
Rizal berlari ke arah ring sambil mendribble bola dengan cepat, dia berhasil melewati Rizky dengan cukup mudah, dan saat dia hendak melakukan dunk di depan ring, Rizky berhasil memblock dan mengambil alih bola.
"Lu lumayan jago juga buat seorang anak futsal, tapi itu belum cukup buat ngalahin gue" ucap Rizky berjalan ke tengah lapangan.
"Mana? kata kamu Rizal jago, tapi dia bisa di block" ucap Ayana.
Alldy hanya terdiam.
"Siap?" tanya Rizky.
"Anytime" jawab Rizal.
Rizky berlari ke arah ring, tapi Rizal sudah menghadang lajur Rizky, Rizal menjaga dengan ketat, Rizky terus mencoba mengecoh Rizal dengan cepat.
"Ini kah kehebatan kak Rizky? gerakannya sangan cepat" ucap Kinal.
"Tap Rizal juga bisa ngimbangin kecepatan kak Rizky" balas Ghaida.
"Gue akuin pertahanan lu hebat" ucap Rizky sambil melakukan teknik dribblenya.
"Tapi itu belum cukup" sambung Rizky sambil berlari cepat ke sisi kiri Rizal.
Rizal berhasil mengikuti pergerakan Rizky, tapi ternyata Rizky melakukan fake dan dia memutar badannya ke arah kanan sehingga dia bisa lolos dari hadangan Rizal.
"Kak Rizky yang menang" ucap Jeje dan Beby.
Rizky berlari dengan cepat dan melompat untuk melakukan dunk.
"Belum" balas Alldy.
"DHAAASSSS...." suara tepisan bola.
"Apa?" tanya Rizky heran melihat Rizal yang ikut melompat di sampingnya.
Rizal berhasil memblock dan mengambil alih bola kembali. Semua murid yang menyaksikannya bersorak sorai, sebagian murid meneriaki nama Rizal dan Rizky.
"Ini pertarungan antar kapten" ucap Ghaida.
"Dua kapten dengan dua bidang" sambung Jeje.
"My return" ucap Rizal.
"ayo" balas Rizky.
Saat Rizal hendak berlari, bel masuk berbunyi.
"Yah bel" ucap Beby dan Niko.
"Setidaknya kak Rizky diselamatkan oleh bel masuk" ucap Alldy.
"Setidaknya lu diselamatkan oleh bel masuk" ucap Rizky.
Rizal tersenyum sinis.
"Eh Rizal, jangan-jangan dia?" tanya Alldy kaget melihat raut wajah Rizal.
"Kenapa sama Rizal?" tanya Kinal.
"Dia hampir memasuki pintu itu" jawab Alldy.
"Zalll....." teriak Niko dan Ghaida.
Rizal berbalik membelakangi ring basket dan Rizky, kemudian berjalan ke teman-temannya.
"Bolanya woii..." teriak salah satu pemain basket.
Rizal lalu menghentikan langkahnya, tanpa berbalik, bola yang di tangannya dilempar tinggi ke belakang, hingga masuk ke ring dari tengah lapangan.
"Ma..masuk" ucap Ghaida dan Kinal kaget melihatnya.
"Tanpa berbalik badan, kok bisa?" tanya Jeje melihat Alldy.
"Udah aku bilang, aku sama Rizal udah bersahabat dari kls 3 SD, aku tau semua tentang dia" jawab Alldy.
Rizal kembali melangkah ke teman-temannya dan pergi ke kelas.
"Ka..kapten, dia.."
"Ya, gue merasakannya juga" ucap Rizky memotong ucapan temannya.
"Gue harus hati-hati sama dia" kata Rizky dalam hati sambil melihat Rizal pergi.
Saat di kelas, Rizal dihujani banyak pertanyaan oleh teman-temannya.
"Zal, kok lu bisa sih kaya gitu?" tanya Ghaida.
"Iya, padahal gue jarang liat lu main basket" sambung Kinal.
"Kasih tau dong" ucap Ayana.
"Haaa, gue ngantuk" balas Rizal yang langsung tertidur di meja.
"Cih, kebiasaan nih anak dari dulu, tapi gue seneng bisa tau lu udah kembali kaya waktu SMP" kata Alldy dalam hati sambil menatap Rizal.
Tidak berapa lama, guru masuk dan didampingi oleh ketua osis.
"Ada pengumuman sebentar, kalian pasti sudah tau kalo kita bakal kedatangan SMA lain dari satu yayasan sama kita, nah SMA yang berkunjung untuk study banding yaitu SMA T, mangkanya itu, buat para osis pulang sekolah berkumpul di ruang osis untuk membicarakan rencana penyambutan dan rencana acara. Sekian dan terima kasih" ucap Dhike.
"Emang sih SMA T sama SMA J satu yayasan dari grup perusahaan bokap gue, tapi kenapa harus SMA dia, bisa aja SMA K, biar gue bisa ketemu Sinka" kata Rizal dalam hati.
Setelah pengumuman selesai, Dhike keluar kelas, dan pelajaran dilanjutkan.
*To Be Continued*
ConversionConversion EmoticonEmoticon